Hari itu, hari dimana
aku penentuan kelulusan kuliah ku S1, dan ingin melanjutkan kuliah S2 ku di
USA, aku mengambil jurusan sastra inggris, hari itu semua berkumpul dan saling
berpegang tangan karena gugup untuk menunggu hasil kelulusan, rasa cemas, khawatir,
bercampur aduk karena panik, akhirnya dosen pun mengeluarkan beberapa kertas
yang isinya daftar nama mahasiswa/i dan ditempel di sebuah papan dinding,
“eh
itu, itu hasilnya, ayuk liat “
Semua
lari menuju papan itu, aku mencari nama ku dan akhirnya aku berhasil lulus
dengan nilai yang cukup baik, aku senang sekali . oh ya, nama ku Sheny,
dijakarta hanya anak rantau yang ingin menuntut ilmu, di hari itu aku gembira
sekali, aku berteriak sekeras mungkin untuk memuaskan diri “wooooooooyyyy,
gueeeee luluuuuuuuuuuuuuuuuusss” sambil mengitari lorong-lorong dan
kelas-kelas.
Sangat
senang sekali, kegembiraan itu tiada hentinya untuk terus tersenyum, aku
menghubungi orang tua ku yang ada di medan, 2 hari lagi aku menuju ke jakarta
untuk wisuda.
“mama,
papa aku lulus”
“iya,
nak, selamat yah, teruskan dan kejar impian mu itu, mama dan papa disini selalu
mendoakanmu nak, papa ingin bicara denganmu”,
“halo
pah?,aku lulus pah, aku lulus” aku bahagia sambil menangis mendengarkan suara
papa.
“iya,
nak, selamat yah, papa senang sekali, pulang lah nak, papa ingin bicara
denganmu”
“iya
pa, nanti aku akan pulang, papa gimana kabarnya ?, baik-baik aja kan?”
“papa
baik-baik aja kok nak, papa sehat”
“ya
sudah, kalau gitu petra mau pesan tiket dulu untuk pulang”
“iya,
nak, hati-hati yah”
Aku
pulang ke kost dan langsung mengemas kan barang-barang ku, semua anak-anak kost
mengucapkan selamat untukku .
“hey
Shen, selamat yah, wah sekarang udah lulus, terus mau kemana lagi neh”
“iya,
thank’s yah, gue msh mw lanjutin kuliah gue, gue mau balik ke medan, bokap
nyuruh gue balik”
“oh
gitu, ok deh, hati-hati di jalan yah”
“ok,
sip sip”
Aku
senang tinggal di kost ini, penghuni kost ini sangat baik dan ramah, aku segera
membeli tiket pesawat dan akhirnya aku dapat tiket ini, aku segera menuju
bandara, disitu aku menatap ke depan gerbang airport dan aku berkata “aku akan
meninggalkan kota jakarta ini”, aku tersenyum dan heran apa yang terjadi
padaku, cepat sekali rasanya kelulusan ini, di dalam pesawat aku tetap
tersenyum senang, kegembiraan ini terus menghantui pikiran ku, selama aku
belajar dengan serius, rajin, dan gak pernah absen, akhirnya bisa lulus .
Aku
tertidur di pesawat, tiba-tiba aku bermimpi bertemu sesosok pria bersamaku,
ciri-cirinya berkulit putih, tinggi, bodynya lumayan kekar, memakai jam tangan
silver, dan berambut mowhawk, dia mahir berbahasa perancis dan spanyol, entah
siapa dia, aku juga gak kenal, tetapi di mimpi itu aku sudah mengenali dia
lebih dalam dan sampai akrab. Di mimpi itu Cuma ada aku dan dia, ya, berdua saja,
di menara eifel, paris. Apa yang terjadi ?, ketika aku dan dia makan malam
bersama, dia mengeluarkan sebuah cincin perak, berkomunikasi dengan ku memakai
bahasa perancis . aku bertanya-tanya ke dia
“pour
ce que l’anneau ?” aku bertanya dia
“pour
ton, absence si vous vous mariez avec moi ?”
Dia
ingin menikahi ku, ketika itu aku langsung bangun, aku sangat terkejut, sudah
sampai di polonia airport, aku segera turun dan bergegas mencari taxi, lalu aku
kembali menghubungi papa,
“halo
pa, aku sudah sampai di medan, aku lagi menuju rumah, aku lagi di taxi, 30
menit lagi aku sampai”
Aku
jadi kepikiran mimpi itu, aku masih penasaran siapa pria itu. Sampailah dirumah
aku segera menemui mama dan papa ku .
“mama,
papa . .” aku memeluk keduanya .
“Sheny....,
mama kangen sekali sama kamu nak,
Iya, papa juga kangen sekali sama kamu “
“Shen
juga kangen sama kalian, papa, kenapa papa di kursi roda ?, papa bilang, papa
baik-baik aja, papa bilang sehat-sehat aja, kenapa kemarin gak bilang Sheny
pa?”
“maafin
papa nak, papa gak mau di perjalanan kamu mecemaskan papa, papa sayang kamu
nak”
“ya
sudah kita masuk kedalam dulu, pasti kamu capek yah nak, mama sudah buatkan
makanan, dan mama akan buatkan kamu air hangat untuk mandi”
Kami
masuk kedalam rumah, tidak ada yang berubah posisi barang-barang rumah, masih
sama seperti dulu, tak ada yang digeser sedikit pun, aku masuk ke kamar
tersayang ku, masih terlihat sama seperti dulu, bantal kesayangan ku, aku
langsung memanjakan diri untuk tidur sebentar dikasur ini,
“hhhmmmmm,
masih sama kaya dulu, tidur dulu deh bentar”
“eh
eh eh, anak mama kok malah tidur si, udah besar kok makin manja, mandi sana,
sudah mama siapkan air hangatnya”
“iya,
tunggu ma, aku lagi kangen-kangenan sama kamar ini”
“ya
sudah, jangan lama-lama, nanti keburu dingin air hangatnya”
“ok
deh mama”
Aku
tidur sebentar, sambil membayang kan masa kecilku yang manja dengan mama dan
papa ku, bermain bersama, tertawa riang, sudah jam 5 sore, aku segera mandi,
capek juga rasanya badan ku pegal. Setelah mandi, jam 7 mlm aku makan malam
bersama mama dan papa ku, aku berbincang-bincang membahas masa kecil ku dulu,
setelah selesai makan aku memberitahukan mama dan papa ku untuk kejakarta lusa
karena aku akan diwisuda.
“ma,
pa, lusa kita kejakarta, soalnya lusa aku diwisuda, mama papa dateng yah”
“iya
nak, mama dan papa pasti dateng kok” sambil tersenyum bahagia
“oh
ya nak, kamu kan sekarang sudah dewasa, kok mama gak lihat ada cowok yang kamu
bawa kerumah si”
“hehehehe,
mama bisa aja, oh ya pa, menurut papa aku lanjut kuliah ku atau aku langsung
cari kerja?”
“lanjutkan
saja dulu kuliahmu, papa akan kirim kamu ke USA”
“USA?
Kenapa harus USA pa, disini kan juga banyak universitas yang unggul”
“iya,
papa sengaja menunggu kamu S1 dan melanjutkan S2 kamu di USA, disana ada teman
papa yang menjadi dosen sastra inggris, disana lebih bagus dan lebih menjamin
untuk masa depan kamu nak”
“tapi
kan pa ..”
“eits,
sudah ah gak usah membantah, dulu kamu gak pernah membantah gini, ikutin kata
papa mu, mama juga setuju kok”
“mmm,
iya-iya, kapan aku berangkatnya?”
“kira-kira
papa akan berangkatkan kamu 3 hari lagi, setelah kamu diwisuda”
Aku
menuruti perintah papa ku, untuk menyenangkan papa dan mama ku. Lalu aku
berkumpul dan menonton tv bersama, sambil tertawa dan bercanda riang. Keesokan
harinya aku mengunjungi tempat bermain diwaktu kecil dulu, taman yang indah,
dekorasinya masih sama, ayunan yang ku buat dari ban mobil dan diikat dengan
tali dipohon besar itu, aku senang sekali bisa melihat taman ini masih ada,
pohonnya pun bertambah besar, aku bermain dengan anak-anak yang berada disana,
sambil bercerita tentang ku diwaktu kecil dulu, yang membangun taman ini dengan
teman-teman ku dan orang tua kami, dari kami ber empat mereka sudah berkeluarga
dan mempunyai seorang anak, tinggal aku yang masih single, yang masih
memikirkan sekolah ku, aku duduk di ayunan itu sambil menceritakan pengalaman
ku dari kecil sampai sekarang, mereka tertawa riang, senang, dan gembira, hari
sudah sore, kami pun pulang kerumah, tetapi aku masih duduk ditaman itu, rasa
rinduku dengan teman-teman ku muncul saja, mengingatkanku pada sosok pria yang
kuat, yang tangguh, dan gagah itu . dia salah satu dari kami berempat . kenapa
aku memikirkan dia ?, entah kenapa aku juga bingung. Aku segera pulang karena
sudah gelap.
“dari
mana kamu nak, kok jam segini baru pulang ?, seneng yah liat lingkungan rumah
ini lagi?”
“iya
mah, tadi aku ke taman yang dulu kita buat bareng-bareng, jadi kangen sama
anak-anak”
“oooh,
mama kira kemana, oh ya mereka sudah menikah lho, sudah punya anak, tinggal
kamu yang paling muda diantara mereka yang belum menikah”
“oh
yaa?, ya kan mama tahu, aku yang paling muda, aku masih ingin sekolah mah”
“iya,
mama tahu kok nak”
“oh
ya, mama tahu gak mereka ada dimana saja ?”
“si
Adit ada di kalimantan, si Rudi ada di singapura, tapi mama gak tahu si Valen
ada dimana, mama dengar kabarnya, dia kabur begitu saja, entah kenapa dia
kabur, tapi yang pasti mama dengar dari tante Reni dia ada di USA, nanti kalau
kamu sudah disana kamu cari dia yah, kasihan tante Reni”
“oh
gitu, iya nanti Shen cari kok mah, baru jam 8, kerumah tante Reni yuk, pengen
tahu kejelasannya gimana.”
“ya
sudah, mama siap-siap dulu”
“ok
degh, aku juga mau siap-siap dulu yah”
Aku
siap-siap ganti pakaian dan menuju rumah Valen, aku masih bingung dengan kabar
ini, aku segera menuju mobil dan berangkat dengan mama ku, aku terus memikirkan
hal itu, bertanya pada diri ku sendiri, kenapa dia seperti ini ?.
Sampai
di rumah Valen, aku dan mama ku turun dari mobil .
“permisi,
om tante”
“eh, Sheny . . apa kabar nak ?, sehatkan ?, duh... udah sebesar ini yah, oh ya jeng, ayo silahkan masuk, Shen ayo masuk”
“eh, Sheny . . apa kabar nak ?, sehatkan ?, duh... udah sebesar ini yah, oh ya jeng, ayo silahkan masuk, Shen ayo masuk”
“iya
tante”
Sampai
lah diruang tamu, disana kami dipersilahkan duduk dan santai .
“bi,
tolong buatkan teh anget buat Sheny sama jeng tantri yah”
“eh,
gak usah repot-repot jeng, aku kesini ngenter anak ku ini lho, katanya kangen
mau main kesini”
“iya
tente, begini tante saya dengar kabar Valen katanya dia kabur yah ?”
“ya
begitulah nak, waktu itu tante dan om sedang bertengkar, terus menerus kami bertengkar,
dari hari ke hari karena yang menyebabkan kami bertengkar adalah karena om arya
terlibat hutang, ketika kami bertengkar Valen selalu mengurung diri di kamar,
kami tidak perduli dengan Valen, kami
tetap bertengkar, lalu Valen turun dan melihat kami bertengkar hebat, tante
begitu shok dan kesal, keramik-keramik tante pecahkan dan tante lempar, Valen
hanya melihat kami dengan sinis, gak lama kemudian dia mengemasi barang-barang
dia hingga kosong, semua barang dia kemas, dia keluar tanpa pamit dengan kami,
dia menelpon taksi, entah kemana dia pergi, tapi ketika kami ingin mengejar
Valen, kunci mobil kami entah dimana, dan kami tertinggal oleh Valen, Valen gak
bisa kami kejar, dia sudah jauh, dan kami gak tahu dia kemana, tante menelpon
dia tapi gak di angkat-angkat, ya sampai sekarang dia hanya mengirimkan satu
surat untuk kami semua”
“maksud
tante, kami semua itu siapa aja?”
“kami
semua, tante, om, kamu, dan yang lainnya” sambil mengusap air mata.
“boleh
saya lihat surat itu”
“mmm,
bentar yah tante ambil dulu dikamar Valen”
“ini
surat dari Valen, kamu baca”
“Untuk mama dan papa,
maafin Valen sudah meninggalkan rumah tanpa izin kalian, Valen tahu ini gak
pantas, tapi Valen sudah mengambil keputusan untuk meninggalkan rumah dan
pindah untuk bekerja dan bantu melunasi hutang papa, ini ada uang sedikit untuk
mencicil hutang papa, disini Valen senang ma, pa, disini Valen hidup damai dan
tenteram serta nyaman, banyak orang yang perduli terhadap Valen, disini sangat
bersaudara, maafin Valen, ini semua demi mama dan papa.
Untuk teman-teman gue
Sheny, Adit, dan Rudi, gue senang dengar kabar kalian sudah menikah dan punya
anak, gue bahagia bisa memiliki sahabat seperti kalian, maafin gue gak bilang
kalian soal ini, karena gue gak mau mengganggu kesibukan kalian, sekarang
kalian sudah sukses, gue selalu mendoakan kalian sampai sekarang, gue
sehat-sehat aja, gak usah khawatirin gue, dit, Rudi, Shen, jaga diri kalian
baik-baik yah, gue sayang kalian, Shen mungkin nanti lu akan tahu kenapa gue
kabur dari rumah, ada alasan lain selain masalah mama dan papa gue, suatu saat
lu akan mengetahuinya, kenapa gue bilang seperti ini, karena gue yakin, dan
karena lu yang paling muda diantara kita, lu pasti bisa ngertiin gue, jaga diri
lu baik-baik yah”.
“hanya
ini yang Valen kirim?, terus gimana, apa kalian mencari dia?”
“kami
sudah mencari dia kemana-mana, tapi tetap tidak ada informasi sedikitpun
tentang Valen”
“ya
sudah tante, kita doakan saja supaya Valen bisa bertemu kita lagi dan berkumpul
bersama om dan tante”
“iya
nak, makasih yah”
“iya
jeng, jangan sedih lagi yah, pasti Valen akan ditemukan kok”
“iya,
makasih yah jeng, sudah dateng kerumah saya”
“iya
lho, saya juga kangen sama jeng, udah lama gak ketemu”
“bisa
aja si jeng Tantri”
“ya
sudah kalau gitu kami pulang dulu yah tante, jangan lupa banyak doa yah”
“oh,
iya-iya, makasih yah nak sudah dateng, maksih yah jeng, aku seneng banget lho
kalian dateng”
“iya,
sama-sama jeng, yuk. Saya pulang dulu yah”
“iya,
hati-hati yah jeng”
“iya,
daa .....”
Kami
pun pulang, aku makin heran dengan Valen, kenapa di surat itu ada some thing ?
Sampai
dirumah aku langsung ke kamar, ganti baju dan segera tidur, sambil memikirkan
apa yang terjadi dengan Valen, apa yang dia lakukan disana ?, aku pun tidur
karena besok aku balik kejakarta untuk diwisuda, gak sabar diwisuda, hehehehe .
.
Aku
pun tertidur pulas, aku pasang alarm jam 07:00 pagi, ternyata aku kesiangan,
aku malah bangun jam 08:30 pagi,
“ya
tuhan, udah jam setengah sembilan, haduh cepet-cepet mandi”
Aku
pun segera mandi, dan bergegas rapih untuk menuju jakarta,
“mah,
pah ayo dong cepat, udah siang neh, nanti ketinggalan pesawatnya”
“iya
tunggu, mama sama papa udah rapih, kamu nya aja yang bangunnya telat, liat neh
mama udah pake kebaya, papa juga udh pake jas, udah rapih, tinggal kamunya”
“ok
ok, ayo cepat ke airport”
Aku
pun berangkat menuju airport, aku gelisah dan aku gak sabar menanti diwisuda,
didalam mobil aku berkeringat, sangat gelisah, sangat kunantikan moment ini .
Sampai
di airport aku langsung menuju pesawat, aku duduk dengan gelisah, dimana pun
aku gelisah karena menanti wisuda ini .
“kamu
kenapa nak ? berkeringat kening mu itu”
“gak
kenapa-kenapa pah, aku gelisah, gak sabar juga, hehehe “
“memang
seperti itu, papa dulu juga sama seperti kamu, gelisah dan gak sabar “
“ya
sudah, kalau gitu kamu tidur saja, nanti papa bangunkan”
Aku
ikut saran papa, aku tidur memejamkan mata sambil membayangkan aku diwisuda,
sangat menyenangkan, aku tertidur pulas . 1 jam kemudian sampai di soeta
airport.
“nak
bangun, sudah sampai, ayo turun”
“eeeeemmmmmhhh,
iya tunggu”
Akhirnya
sampai juga dijakarta, aku langsung memanggil taksi untuk menuju universitas
ku, mama dan papa ku tertawa melihatku yang berkeringat ini. Sampai lah di kampus
ku, aku segera menuju ruang aula, disana semua berkumpul dengan teman-teman dan
keluarganya, sangat ceria yang aku lihat, wajah wajah gembira menyambut diriku
untuk tertawa dan merayakan kelulusan ini .
Semua
bergembira, ada air mata kebahagiaan, ada pula air mata perpisahan, semua
menjadi satu, disaat nama ku di panggil untuk maju kedepan aku sangat gugup
sekali .
“oh,
no . . tarik napas . . . . buang perlahan lahan, huuuuuffffff . .”
Lalu
aku maju kedepan, Rektor dan dosen-dosen memberikan ku ucapan selamat .
“selamat
yah Shen, tidak terasa kamu sudah lulus“
“iya
pak, terima kasih banyak yah pak, saya sangat senang sekali“
Setelah
semua nama terpanggil, kami semua berkumpul menjadi satu .
“perhatian
untuk semua, bapak ucapkan selamat untuk kalian semua yang lulus, pesan bapak
jangan berhenti untuk mengejar sebuah impian kalian, karena impian itu sangat
mahal sekali, dan sekali lagi bapak ucapkan congratulation for you all”
Kami
semua melemparkan topi yang kami kenakan, lalu kami berfoto-foto untuk sebuah
kenang-kenangan, aku berfoto dengan keluarga ku, dan kami merayakan dengan
bersama-sama, ada yang membawa kue tart, ada yang membawa nasi tumpeng, untuk
kami semua bersama,
“mah,
pah Sheny sangat senang sekali, makasih yah kalian sudah mendidik Sheny sampai
sebesar ini”
“iya
nak, papa juga sangat senang, sudah lah
ayo kita berangkat, 1 jam lagi pesawat mu akan tiba”
“iya
pah”
Kami
semua pergi menuju airport, aku merasakan sesuatu di perjalanan menuju bandara,
entah kenapa perasaanku sedih dan kenapa aku merasakan kekhawatiran yang gak
biasa seperti ini, ingin mengeluarkan air mata rasanya, tapi aku menahannya
sampai dibandara, akhirnya kamipun sampai di bandara .
“mah,
pah jaga diri kalian baik-baik yah, kalau ada apa-apa hubungi Sheny saja, pasti
Sheny akan pulang”
“lho,
kok papa sama mama si, harusnya kamu yang jaga diri baik-baik” sambil tertawa.
“nak,
jaga diri kamu baik-baik yah, sehat-sehat disana”
“iya
mah, aku berangkat dulu yah, jaga kesehatan mama yah, pah jaga kesehatan papa
juga yah, Sheny sayang papa dan mama, Shen berangkat yah”
Aku
berjalan menuju pesawat ku, aku masih melirik mama dan papa ku, kenapa rasa ini
semakin aneh dan kenapa aku merasakan getaran ketika ingin masuk ke pesawat,
aku terus berjalan dan masuk perlahan-lahan, ketika masuk ke dalam pesawat aku
segera mencari kursi ku, dan duduk dengan tenang, lelah juga, aku duduk
bersebelahan dengan orang lain, pria itu mengajak ku untuk berbincang.
“permisi,
jam berapa yah?”
“ya,
jam 5 sore”
“mau
ke USA juga yah?, sekolah atau bekerja disana?”
“mau
lanjut sekolah aja kok” sambil tersenyum dengan pria itu.
“oh
begitu, tinggal sama siapa disana nanti?”
“mmmm,
belum tahu si, ya nanti rencananya mau sewa rumah aja, soalnya sendirian
kesananya”
“oh
gitu, saya punya tempat tinggal disana satu lagi, rumah itu belum ada yang
menempatkannya ketika saya pindah dari rumah itu, bagaimana kalu kamu tinggal
di rumah ku?, tempatnya gak jauh dari rumah ku yang baru kok, jadi kalau ada
apa-apa tinggal bilang aja ke saya, gimana ???”
“mmm,
ya nanti saya pikirkan lagi deh, saya mau istirahat dulu”
“oh,
ok, selamat istirahat”
Aneh
juga tiba-tiba dia menawarkan diri ku tempat tinggal, sebelumnya kami tidak
pernah bertemu dan belum kenal satu sama lain, aneh benget, seperti sudah kenal
dan akrab saja orang itu dengan ku. Aku beristirahat dengan cara tidur,
beristirahat untuk semua otot-otot ku dan semua organ tubuh ku yang bekerja
dari pagi hingga sore ini, aku tertidur pulas selama 3 jam.
Setelah
3 jam kemudian aku terbangun, aku terkejut ketika melihat selimut di tubuh ku .
“siapa
yang pakaikan aku selimut ?, kemana orang itu ?”
“sudah
bangun kamu?, saya dari belakang buat hot chocolate, mau ?”
“gak,
makasih”
“kamu
tidur nyenyak banget, kecapean yah?”
“iya,
hehehe “
“oh
ya, btw kita belum kenalan, panggil saja saya Vano ”
“oh,
ok. Aku Sheny”
“oh
ya, kamu tinggal sama siapa di USA ?”
“aku
tinggal sendiri aja, aku kerja”
“oh
gitu, memang kerja apa disana ?”
“aku
hanya seorang wartawan”
“oh
wartawan, yayaya, wah pastinya sering ketemu artis-artis disana dong”
“ya
seperti itulah, tapi banyak pula resiko yang harus di pertanggung jawabkan”
“ya
memang si, i know”
“kamu
sendiri mau ambil jurusan apa?”
“aku
mau ambil jurusan sastra inggris, ya ingin aja jadi penulis novel gitu”
“oh,
ya semoga berhasil yah di negeri orang”
“aku
kebelakang dulu yah”
“ok”
Lalu
aku kebelakang untuk mencuci wajah ku, ketika aku membasuh wajah ku dengan air,
muncul bayangan sesorang di depan cermin, dan dia mengatakan “ ini aku,
sahabatmu”, apa maksud dari semua ini?, kemudian muncul lagi bayangan masa
kecil ku ketika aku bermain dengan sahabat-sahabat ku, dan muncul diriku waktu
masih kecil bersama Valen,
“kalau
gue sudah besar nanti gue mau jadi wartawan atau engga jadi redaksi majalah di
luar negeri, kalau lu Shen mau jadi apa?”, “gue mau jadi seorang penulis novel
di luar negeri”, “wah kalau gitu kita sama-sama di luar negeri dong, kalau gitu
kita bareng-bareng aja keluar negerinya, jadi kan kita bisa bareng terus tuh,
ahaahahahahaha”, iya-iya, bener juga tuh, ahahahahahaha”
Bayangan
dimana ketika aku mendiskusikan impian kami berdua, sangat aneh, kenapa
bayangan itu muncul seketika, dan kenapa dia seperti berada bersama ku saat
ini. Lalu Aku kembali kursi ku.
“sudah
selesai ?”
“sudah
kok, oh ya sebelum kamu tinggal di luar negeri kamu tinggal dimana ?”
“saya
dulu tinggal di indonesia, sama seperti kamu, tapi saya dulu tinggal di
jakarta”
“oh
gitu, terus orang tua kamu juga di jakarta?”
“maybe,
tapi selama ini aku tidak tinggal dengan mereka, dari umur ku 14 tahun aku pergi
dan tinggal dengan nenek ku”
“oh
gitu, memang kenapa kamu pergi dari rumah?”
“ya
gak kenapa-kenapa, ada something aja, hehehe”
“oh,
hehehe, lalu kamu sendiri tinggal dimana ?”
“aku
di medan, tapi 4 tahun aku di jakarta, nge kost karena kuliah”
“oh
gitu”
Setelah
berbincang lama dengan dia, tiba saatnya untuk menapak di negeri orang, USA,
negeri dimana aku akan berada untuk melanjutkan sekolah ku, setelah aku keluar
airport, Vano memanggilku.
“Shen
. . tunggu”
“iya?,
ada apa?”
“gak,
gimana dengan tawaran ku tadi di pesawat ?, saya gak ada maksud apa-apa kok,
Cuma sayang aja rumah itu gak ada yang huni”
“mmmm,
ok degh, boleh”
“nah
gitu dong, taxi . .”
Dia
memanggil taxi untuk menuju rumahnya.
“come
on, go to ohio”
“ohio?,
pas sekali, aku dikirim ke ohio sama papa ku”
“oh
gitu, wah gak nyangka yah kita bisa kenal pas seperti ini”
“iya
.”
Entah
apa yang ada dipikiran dia, tapi yang penting aku sudah mendapatkan tempat
tinggal selama aku berada di ohio,
“eh,
makasih yah, ditawarin tempat tinggal, jadi gak enak sama kamu, hehe”
“iya,
sama-sama, gak apa-apa anggap aja rumah sendiri. Lagian percuma gak ada yang
tempatin, mau di jual juga sayang”
“hehe,
iya, sekali lagi makasih yah”
“iya-iya,
sama-sama”
Akhirnya
beberapa menit kemudian sampai lah di rumah yang di maksud itu, kelihatannya
nyaman, dan strategis, aku suka dengan gaya rumah yang klasik ini, untung lah
aku bertemu dia, udah tampan, gagah, baik pula, lalu setelah sampai dia
membawakan koper yang kubawa.
“eh
gak usah di angkat, biar aku aja”
“yaudah,
gak apa-apa kok, kamu kan juga capek, besok kamu juga harus daftar di
universitas yang kamu pilih kan?”
“iya,
makasih yah, kamu baik banget si, iya besok aku daftar ke univ”
“ayo
masuk”
“woooowww,
rumah yang indah dan nyaman, aku suka dengan gaya klasiknya, kayunya pun kayu
jati, pasti kuat dan tahan lama”
“iya,
ini kayu aku beli di indonesia, lalu aku ekspor ke sini buat bikin rumah ini”
“ohh,
gitu, yayaya”
“ya
sudah kamu istirahat saja, saya mau balik ke rumah dulu”
“iya,
makasih yah sudah bantu aku”
“iya,
sama-sama”
Lalu
ia pulang ke rumah yang sekarang dia huni, aku pun beristirahat lagi, tempat
yang sangat nyaman, dan tenang, pas sekali untuk ku. Aku pun segera beres-beres
barang-barang yang ku bawa, merapihkan tempat yang kotor, setelah selesai aku
beristirahat sambil tiduran, akhirnya aku pun terlelap hingga malam pun tiba,
aku tidak memikirkan keesokan harinya, karena aku sudah capek dan terlelap,
semua hilang sejenak dalam tidur ku, pukul 20.00 seseorang mengetuk pintu
rumah, aku fikir siapa, dan ternyata si Vano.
“eh
Vano, ada apa?, aku kirain siapa”
“mm,
gak ada apa-apa kok, kamu sudah makan?”
“belum,
aku baru bangun tidur, hehe”
“oh
gitu, ya sudah kalau kamu mau makan kamu bilang aja sama aku, nanti aku anterin
ke cafe atau restaurant yang enak dan murah”
“iya,
ok ok, aku mandi dulu yah, ayo masuk aja, tunggu di kursi”
“iya,
jangan lama-lama yah”
“siiippp”
Vano
menunggu ku dengan lama, aku biasa mandi hampir satu jam, jadi maklum aja kalau
ada yang menunggu lama sampai bosan, setelah mandi aku memakai kemeja panjang
kotak-kotak berwarna biru ( maklum gaya tomboy ku ), sudah rapih, langsung
menuju ruang tamu dan menghampiri Vano
“hey,
maaf yah nunggu lama, jadi nagntuk deh kamunya, maaf yah, yuk “
“iya,
gak apa-apa kok, yuk”
Aku
dan Vano pergi ke sebuah cafe yang nyaman, suasana yang romantis aku dapatkan
disini, di pinggir sungai yang dihiasi pohon yang berhias lampu hias, sangat
tenang .
“tempat
ini sangat indah yah, hidup pada malam hari di negara ini”
“iya,
disini memang biasanya penduduk keluar pada malam hari, ya mereka bersuka ria,
havefun, dan lain sebagainya sesuka hati mereka”
“coba
aja dari dulu aku disini yah, hehehe”
“hehe,
yuk kita ke cafe itu aja”
“mmm,
ok”
Kami
menuju cafe itu, tak lama kemudian hujan pun turun membasahi negeri ini, aku
pun berlari hingga tangan ku di pegang erat oleh Vano
“yaaahh,
hujan”
“ayo
cepat, lari, kita berteduh”
Entah
kenapa jantung ku terasa bergetar kencang, aku menatap tajam dia, sambil
memikirkan sesuatu, di lindungi dengan jaket yang dikenakan Vano, dan di pegang
erat tangan ku, kenapa degan semua ini?, apa yang terjadi pada ku?
“mmm,
sorry tangan kamu”
“oh
iya, maaf” dengan wajah tegang Vano dan terkejut sambil menatap ke arah lain.
Lalu
kami duduk di tempat cafe itu, karena hujan kami memesan hot chocolate sedang
Vano memesan coffe late, dan memesan makanan beef steak.
“hhmmm,
jadi dingin deh, turun hujan sii”
“hehehe,
iya, kamu pakai jaket ku aja, gak apa-apa kok, aku sudah biasa seperti ini”
“iya,
makasih yah Vano”
“oh
ya, kamu mau pesan apa?”
“mmm,
aku pesan hot chocolate sama beef steak aja yah”
“mmm,
ok, excusme, i wanna one hot chocolate, one coffe late, and two beef steak”
Makan
sudah di pesan oleh Vano, kami pun mengobrol tentang diri masing-masing, dan
bercanda, tertawa riang gembira, aku tak menyangka akan hal seperti ini, sangat
menyenangkan. Tak direncanakan ataupun di sangka, kehidupan berjalan mengalir
seperti air, berputar seperti roda, setelah makan malam, kami menuju ke taman
yang sangat indah, nyaman, dan tenang.
“mmm,
kita ke taman yuk, pasti kamu nanti suka deh”
“mmm,
oh ya ??, boleh-boleh”
Berjalan
menelusuri tepi jalan untuk pergi ke taman yang di maksud Vano, diperjalanan
kami kembali bercanda dan terlihat penjual ice cream beraneka rasa .
“ada
ice cream tuh, kaya nya enak”
“kamu
mau ??”
Aku
menganggukkan kepala ku, kebetulan sekali ada rasa mocca, kesukaan ku, dan Vano
memilih rasa vanilla, kebiasaan yang sama dengan Vano sahabat ku, suka dengan
rasa vanilla, apapun makanannya jika ada rasa vanilla pasti ia langsung
memilihnya.
“mmm,
aku mau mocca deh”
“ok,
neh”
“mmm,
kamu suka vanilla yah ?”
“iya,
suka banget, dari kecil aku suka sama rasa vanilla, kalau yang berhubungan
dengan rasa vanilla aku selalu memilihnya”
“ooohh,
gitu . . mmm, btw duduk distu aja yuk”
Kami
sampai ditaman, menikmati ice cream dan malam yang indah di taman ini, duduk di
bangku taman di selingi melihat pemandangan yang indah, banyak yang mengnjungi
taman ini, pasangan-pasangan yang romantis hadir di taman ini, aku melihatnya,
sebelah kiri, kanan, depan, belakan, banayak pasangan yang sedang bermesraan,
aku samapi iri melihatnya, sungguh pilihan yang tepat untuk pasangan romantis
memilih taman ini .
“mmm,
disini banyak pasangan yah, ramai”
“iya,
disini memang tempatnya para pasangan untuk refreshing, bukan hanya pasangan
yang baru jadian saja, bahkan pasangan pengantin, pasangan suami istri, ada
kok”
“oh
. . gitu . . yayaya . heheh, eh kita aneh yah, dingin-dingin gini malah makan
ice cream, hehehe, aku memang aneh, aku suka aja yang dingin tambah dingin, hehe,
kalau dirumah neh ya, habis hujan seperti ini aku bukan membuat minuman hangat
seperti teh hangat ataupun coffe, tapi aku malah buat ice sirup, buat pop ice,
hehe”
“oh
ya ?, aneh-aneh juga tapi lucu, hehehe, eh sudah malam neh, balik yuk”
“iya,
yuk, tapi pelan-pelan yah, aku capek”
“ya
sudah, kita naik taksi aja”
Kami
pun pulang dan meninggalkan taman ini, aku capek, lelah, untung saja Vano
memesan taksi, jadi aku tidak perlu jalan kaki, heheeh, di dalam taksi aku pun
tidak sengaja untuk tidur, dan akhirnya aku tertidur pulas, secara tidak sadar
aku bersandar di bahu Vano, mungkin Vano tahu aku kecapean sehingga di
meminjamkan bahunya untuk menyandarkan kepalaku, sangat terlelap diriku, dia
hanya tersenyum melihat ku tidur, dia menggendongku sampai ke kamar ku, dan di
letakkan tubuhku di tempat tidur, melepaskan sepatuku, mengganti baju ku dengan
baju tidur, lalu menyelimuti ku dengan pelan, sangat sunyi, aku merasakan dia
mengecupkan sebuah ciuman kasih sayang di kening ku, ciuman yang begitu hangat.
Keseokan harinya pukul. 07:34 AM, aku bergegas mandi dan menuju universitas
yang akan aku tempati selama aku belajar, aku tidak melihat Vano datang ke
sini, aku berangkat duluan dan meninggalkan sebuah kertas pesan untuk Vano
“selamat pagi, hey Vano, makasih yah yang semalam, aku berangkat duluan, bye”
takutnya Vano akan datang, aku tidak mengunci pintu dan meninggalkan sebuah
pesan, aku tahu pasti Vano akan datang, sampai lah di universitas yang akan aku
menuntut ilmu ku, aku suka dengan univ ini, nyaman buat ku, tak ada masalah
buat ku, aku mencari ruang kelas ku, kelas sudah dimulai, aku belajar dengan
serius, tak perduli telpon genggam ku berdering, karena tujuan ku disini hanya
unutk belajar, aku tidak ingin mengecewakan papa ku yang sudah mengirimku
disini, 4 jam berlalu, pukul. 12:00 PM, waktunya makan siang, aku berjalan
mencari kantin dengan perutku yang lapar, sampai di kantin, aku duduk di bangku
pojok dekat dengan pohon yang rindang, lalu ku buka telpon genggamku, ternyata
inbox dari Vano “selamat belajar yah, selamat datang di kampus barumu”, aku
hanya tersenyum dan resend “iya, makasih J “ . kemudian
aku memakan makanan yang tadi kupesan, dengan lahap aku memangsanya, karena
sudah lapar .
2
jam berlalu, jam kuliah sudah habis lalu aku kembali ke rumah, aku lihat pesan
ku tadi ternyata dibaca dan di balas oleh Vano “nanti malam jam 8 aku tunggu di
rumahku, kita makan malam bareng, aku sudah siapin semua buat makan malam”,
ternyata dia mengajakku makan malam di rumahnya, sosok pria yang sangat baik
hati dan menawan, aku sangat berterimaksih dengan dia . malam pun tiba, aku
segera mengganti pakaianku dan pergi ke rumah Vano, aku memikirkan apa yang
dilakukan Vano sekarang, mungkin dia sedang merapihkan pakaiannya dan
menyiapkan makan malam serta dekorasi, hehehehe . . beberapa menit kemudian aku
sampai di rumah Vano, lalu aku menekan bel 3 x, dengan gagahnya Vano membuka
pintu dan tersenyum padaku,
“hey,
ayo masuk, selamat datang di rumah ku yang ini”
“iya,
hehehe, mmm sendirian aja?”
“iya,
kan aku sudah bilang aku hanya sendiri, silahkan duduk”
“oh
iya aku lupa, hehehe, iya makasih J “
“mm,
sebenarnya ada apa si kalau boleh tau, kamu ajak ku makan malam di rumah?”
“gak
ada apa-apa, aku Cuma ingin mengajak kamu ke rumah ku, agar kamu tahu rumah ku,
jadi kan kalau kamu perlu bantuan datang aja kesini, gak perlu nyari lagi”
“oh
gitu, ok deh kalau begitu”
“ok,
yuk makan. Ini semua aku yang buat lhoo . .”
“oh
yah?, kamu bisa masa?, wah hebat yah, salut aku sama kamu, sudah tampan, gagah,
baik, pinter masak lagi, the best deh buat kamu”
“hehehehe,
makasih, tapi biasa aja kok, aku belajar semua ini dari seseorang dulu waktu ku
kecil”
“oh,
hehehehe . . enak lho steak nya, delizious”
“ya
sudah, habiskan saja, dari pada gak di makan”
Kami
berdua makan bersama sambil tertawa, suasana yang sunyi berubah menjadi suasana
yang romantis, setelah kami selesai makan Vano mengajakku unutk menonton video
horor yang baru ia beli tadi sore, lalu kami menuju ruang tv dan duduk di
bangku tv, Vano mengambil sebuah popcorn yang sudah di kemas, dan memutar film
horor nya.
“film
apa si?, kayaknya seru”
“iya,
seru, perhatikan saja filmnya”
“ok
deh, hehe, oh film horor”
“memang
kamu berani?”
“iya
dong, siapa dulu, Sheny . . “
Vano
hanya tersenyum, aku tidak sadar memegang erat lengan Vano karena aku menonton
dengan serius dan menjadi tegang, Vano hanya menertawakan ku.
“kok
ketawa, kenapa ??”
“hahaahaha,
katanya berani kok pegang lengan ku erat sekali”
“hhe,
maaf, abisnya menegangkan”
“hahahaha,
ada-ada saja kamu”
Aku
jadi malu dengan sikap ku yang menegangkan tadi, 1 jam berlalu film yang di
putar berdurasi lama, aku tertidur di rumah Vano, lagi-lagi kepalaku terjatuh
di bahu Vano, aku tidak sengaja, aku tidak sadar bahawa aku masih dirumah Vano.
“kamu
manis di saat tidur seperti ini, andai kamu tahu bahwa aku adalah Valen, pasti
kamu akan terkejut melihatku seperti ini, yang sekarang ini”
Lalu,
film pun dimatikan, dan aku di gendong dibawa kekamar Vano, di bukakan sepatu
ku, jaket ku, dan di selimuti ku dengan selimut yang hangat, aku tidur di
tempat tidur Vano sementara Vano mengalah untuk ku dan tidur di sofa, Vano
bilang aku tidur nyenyak sekali . aku jadi malu dengan Vano, aku bukan
siapa-siapa dia tetapi malah merepotkan Vano.
Pagi
pun tiba, masih terlelap tidur, lalu Vano membuka tirai untuk membiarkan
matahari masuk, aku terbangun karena wajahku terkena sinar matahari .
“hai
Shen, sudah bangun?, selamat pagi”
“iya,
pagi juga, kok aku ada di rumah kamu ?”
“iya,
semalam kamu ketiduran ketika nonton film, ya sudah aku bawa saja ke kamar”
“lalu
kamu tidur dimana ?”
“aku
tidur di sofa, gak apa-apa kok”
“aduh,
maaf yah sudah merepotkan, maaf banget”
“iya,
gak apa-apa, sudah sana bangun, cuci wajah kamu, setelah itu aku anter kamu
kuliah”
“iya,
ok”
Setelah
selesai mandi, dan mengganti pakaian, aku berangkat kuliah, dan diantar dengan
Vano, di perjalanan aku berbincang dengan serius, bercanda terus kapan
seriusnya, sekali-kali serius, eheheheheeh . .
Kami
membicarakan tentang sebuah pesta dansa yang ada di negara ini, katanya akan
ada pesta di malam sabtu nanti, ya seperti acara pesta topeng gitu. Berencana
Vano mengajakku untuk menemaninya di malam pesta yang akan datang, boleh-boleh
saja asal dia tidak merepotkan, lama berbincang di perjalanan sampai lah aku di
tempat kuliahku.
“ya
sudah, aku masuk dulu yah, samapai ketemu nanti”
“iya,
sampai ketemu nanti juga”
“hati-hati
dijalan yah”
Vano
mengacungkan jempol ke arahku, itu berarti dia mengatakan “sip” untuk ku, aku
masuk ke ruang study ku, dan belajar dengan serius, hari yang sangat
menyenangkan. Di jalani dengan baik, tiada hari tanpa senyuman untuk orang yang
mengenalku, biarpun orang itu tidak suka terhadapku, tapi aku tetap tersenyum
unutknya.
Sepulang
kuliah aku menemukan sebuah surat yang di tempel di depan pintu, itu surat dari
Vano dan ada sebuah kotak yang berisi gaun sutra putih, dia mengatakan “aku tunggu malam sabtu nanti pukul 7 malam,
aku tunggu di taman, pakai kemeja ini, aku ingin melihat kamu mengenakan gaun
ini di pesta nanti” Waktu berputar dengan cepat, masuk kuliah dan pulang
kuliah terus menerus, 2 hari berlalu, tiba hari jumat malam sabtu, aku sedang
membaca sebuah buku, tiba pukul 8 lewat 15 menit, aku lupa dengan acara itu,
setelah membaca buku bab ke 3 aku melihat surat yang diberikan Vano waktu itu
dan aku selipkan di buku ku, dan aku lupa bahwa hari ini malam sabtu Vano
menunggu ku di taman. Di sisi lain Vano menunggu ku
“Sheny
mana si, lama banget, sebaiknya aku tunggu saja disini”
“ya
tuhan, surat ini. Aduh, aku lupa Vano menunggu ku di taman, aku harus kesana
sekarang”
Aku
mengganti pakaian yang diberikan Vano, aku berlari menuju taman, aku takut dia
marah terhadapku, aku berlari dengan cepat, hujan pun turun, aku tetap berlari
untuk menemui Vano, sampai di taman Vano masih menungguku, terlihat basah
kuyup.
“ray,
maafin aku, aku lupa. Maafin aku yah Van”
“iya,
gak apa-apa, sudah lah, kamu jangan hujan-hujanan seperti ini, nanti kamu
sakit”
“biar
saja Vano, yang penting aku bertemu kamu”
“ya
sudah, kita berteduh di pohon itu”
Kami
berlari ke pohon lebat itu, dan akhirnya kami berteduh di pohon itu, Vano
membuka jas yang di pakainya.
“pakai
ini, biar kamu gak kedinginan”
“tapi
nanti kamu..”
“sudah
lah, nurut apa kata ku, pakai saja”
Aku
terdiam dan menunduk, merasa bersalah apa yang kulakukan, kenapa bisa lupa
dengan malam ini, tak sadar tubuhku bergetar dan terasa dingin, Vano melihatku
dan langsung memelukku.
“kenapa?,
kedinginan yah, tenang saja ada aku disini”
“aku
gak tahu, kenapa tubuh ku terasa lemas seperti ini”
“kamu
gak kenapa-kenapa kan?, kamu gak sakit kan?”
“aku
gak apa-apa, hanya lemas saja”
“Sheny..”
“iya,
kenapa ?”
“aku..
aku.. mencintaimu, aku menyayangimu Shen”
Aku
terkejut dan melepaskan pelukannya dan menatap mata Vano dengan spontan, benar
dugaan ku bahwa dia sebenarnya menyukaiku.
“kamu
tenang saja Shen, aku akan setia pada mu, aku akan menjagamu, dan aku akan
selalu mencintaimu”
“tapi..”
“aku
Cuma mau jawaban kamu, yes or no?, bukan yang lain”
Aku
menunduk sebentar dan memikirkannya, dan aku memutuskan unutk menerimanya.
“iya,
aku mau jadi kekasihmu Van”
“akhirnya
aku bisa mendapatkan kamu Shen, terima kasih yah sudah menerima cintaku, aku
janji aku akan menyayangimu, aku akan menjagamu, dan aku akan setia sama kamu”
“iya,
aku percaya kok”
Lalu,
kami saling memberikan janji dan komitmen, dan menghubungkan jari kelingking ku
dengan jari kelingking Vano, sebagai tanda sepakat dengan komitmen yang kita
buat, setelah hujan reda, kami pulang ke rumah.
“ya
sudah, aku masuk dulu yah”
“iya,
jangan lupa mandi dulu, nanti kamu sakit”
“iya,
kamu hati-hati di jalan yah, kamu juga jangan lupa mandi dan ganti pakaian”
“bye.
.”
Vano
mencium keningku, sepertinya Vano sangat menyayangiku, lalu aku memberikan
lambaian untuk dia, dan akhirnya dia kembali ke rumah, aku masuk dan segera
mengganti pakaian ku.
Aku
tersenyum sendiri sambil membuat teh hangat, aku sangat senang sekali.
Aku
sangat menyayangi dan mencintai Vano, 1 tahun berlalu dan aku masih menyayangi
Vano, begitu juga dengan Vano, dia sangat menyayangi dan mencintai ku,
hari-hari, minggu-minggu dan bulan-bulan di lalui dengan senyuman hangat dan
kasih sayang yang hangat, shoping, on the way, breakfast, lunch, dinner,
cooking, kami lalui bersama, 1 tahun berada di USA, dan bersama dengan Vanp,
lalu tiba liburan dan Vano mendadak mengajakku ke paris.
Ketika
Vano pulang kerja, Vano langsung mencium ku dan memelukku dari belakan, lalu
aku lepaskan dasinya sambil berbicara.
“hey,
sudah pulang”
“sayang,
besok kita liburan ke paris yah, aku sudah memesan tiketnya, berangkat jam 9
pagi”
“ha?,
kenapa kamu gak bilang ini dulu dengan ku?”
“iya,
maaf, kan aku mau kasih surprize buat kamu”
“ya
sudah, aku kemas pakaian kita dulu”
“iya,
tapi bukain dulu dong dasiku”
“oh
iya, lupa, hehehehe, sudah lepaskan jasmu setelah itu kita makan malam”
Aku
mengemaskan pakaian untuk liburan besok, setelah mengemasi aku menuju ruang
makan untuk makan malam, kami makan malam bersama dan dihabiskan dengan makanan
penutup sup buah, kesukaan Vano, aku membuat sup buah untuknya.
Lalu
setelah makan malam selesai, kami menonton acara televisi, kami menonton film
The Hospital, film taiwan kesukaan ku, 2 jam berlalu, kamipun tidur, sangat
nyenyak tidur kami, mungkin karena lelah kami tertidur sangat lelap. Keesokan
harinya, aku bangun duluan untuk membereskan rumah ini, setelah seisi rumah
tertata rapih, aku bergegas membersihkan diri dan mengganti pakaian ku, setelah
itu, aku baru membangun kan Vano.
“Vano....,
hey bangun sudah siang”
“mmmmm,
iya....”
“ayo
bangun, katanya mau liburan”
“iya,
iya aku bangun”
“cepat
mandi, aku sudah buatkan sarapan, lalu kita langung berangkat”
Aku
menunggu Vano untuk sarapan, kebiasaan Vano, setiap pagi di meja makan selalu
mencium keningku,
“mmmuach,
pakaikan dasi ku dong”
“mmm,
biasa deh, manja, sini”
“emangnya
kenapa kalau aku manja, sama istri sendiri ini”
“hahahaha,
ngarang aja kamu”
“sudah,
ayo sarapan, nanti keburu pesawatnya cek out”
Kami
sarapan bersama dengan tenang, yah kehidupan aku jalani apa adanya seperti ini,
seperti kehidupan seorang istri dari suami, hehe, setelah selesai sarapan kami
langsung menuju airport. Sampai di airport kami segera masuk ke dalam pesawat,
30 menit kemudian pesawat yang kami naiki sudah lepas landas, lumayan lama
untuk sampai di paris, kami seperti biasa, mengobrol, bercanda, tertawa, dan
ketika lelah kami pun tidur, beberapa jam kemudian tiba di negara prancis, kami
pun turun dengan kesegaran udara di negara ini.
“hhaaaaahhh,
sejuk sekali udaranya yah”
“hhmmm,
iya, jadi fresh rasanya, sudah ayo kita keluar”
“ok,
sip bos”
Kami
pun keluar dan mengambil barang yang kami bawa, dan kemudian kami memanggil
taksi untuk mengantarkan kami ke sebuah hotel untuk tinggal selama di prancis.
Aku baru tahu kalau Vano sangat lugas berbicara bahasa prancis, aku sangat
kaget, kenapa dia tidak bilang padaku selama ini kalau dia bisa berbahas
prancis, aku juga bisa berbahasa prancis, bahkan dulu aku khursus sampai aku
bisa seperti sekarang ini. Aku tahu dia berbahasa prancis ketika dia berbicara
dengan supir taksi.
“lho?,
kamu bisa bahasa prancis?, dari mana kamu bisa?”
“ya
belajar lah sayang, dulu aku khursus”
“aku
juga khursus, dan sekarang aku juga bisa berbicara bahasa prancis”
“oh
gitu, kalau gitu sepakat, selama di prancis kita memakai bahasa prancis, ok”
“ok”
Kami
tertawa bersama, dan sejak itu kami sepakat selama berada di prancis memakai
bahasa prancis, alasan dia mengatakan itu karena, untuk apa mahir berbahasa
asing tetapi tidak di pakai, benar juga apa kata Vano, aku setuju dan
menyepakatinya, kami pun mulai berbahasa prancis, 40 menit kemudian sampai kami
di hotel,
“je
veux briser un instant”
“que
ce soit plus tard cet après-midi nous nous sommes précipités au café”
Artinya,
“aku ingin bersitirahat sebentar”, “ok, nanti sore kita pergi ke cafe”
Kami
beristirahat sekejap dan memejamkan mata, nanti sore kami akan jalan ke sebuah
cafe. Aku tertidur sangat nyenyak, 3 jam kemudian sore pun tiba, aku segera
bangun dan mengganti pakaian ku untuk pergi ke cafe, Vano menunggu ku di loby,
aku lihat Vano sedang membaca koran .
“hey
chérie, je suis soigné allons-y”
“si
je regarde le hard rocck cafe a une boisson savoureuse”
Artinya,
“hey sayang, aku sudah rapih, ayo berangkat”
“ok,
aku lihat di hard rock cafe memiliki minuman yang sangat lezat”
Kami
menuju cafe itu, dengan udara yang sangat sejuk kami berjalan santai, suasana
yang romantis di negara ini, tetapi aku merasakan hal aneh yang terjadi padaku,
secara spontan aku melihat bayangan ketika aku berada di eifeel, dengan
seseorang, kenapa bayangan itu muncul lagi di pikiran ku, rambut mowhak, jam
tangan silver, aku menghiraukan bayangan itu.
Dan
sampai di cafe itu.
“hey,
pourquoi le silence ?” ( hey, kenapa diam ? ) sambil melambaikan tangannya di
depan wajah ku
“non,
il n’a pas d’importance” (ah, tidak, tidak apa-apa)
“déjà,
asseyons-nous, allonsà l’ordre?” (sudah, ayo duduk, mau pesan apa?)
“je
vouk du chocolat caud seul” (aku pesan hot chocolate saja)
“serveuse..
un chocolat chaud, et un moccachino” (pelayan, hot chocolate 1 dan
moccachinonya 1)
Lalu
dia bertanya-tanya kepada ku, mengapa aku tiba-tiba bengong terdiam, aku hanya
memikirkan tentang bayangan itu, apa yang akan terjadi padaku, aku
mengkhawatirkan karena aku berada di negara yang sama dengan bayangan itu,
pesanan datang lalu aku meminum dengan perlahan, aku kembali tenang dan kembali
berbincang dengan Vano, pukul 8 malam Vano mengajakku ke menara eifeel, aku
sangat senang sekali, akhirnya aku bisa merasakan negara impian ku, aku
merasakan kenyamanan dan kesejukan di negara ini, lalu pukul 8 pun tiba dan
Vano mengajakku ke menara eifeel, aku terkejut ketika di ajak ke menara eifeel,
ternyata dia memesan tempat untuk kami ber dua, aku semakin membayangkan
bayangan itu, dan muncul lagi, aku diam dan berkata dalam hati ku, “rambut
mowhak itu, jam tangan silver itu” aku terkejut bahwa Vano adalah orang di
bayanganku selama ini, lalu kami duduk di tempat itu dan ada sebuah makanan,
aku pikir itu makanan ternyata sebuah cincin perak yang di beli oleh Vano
untukku. Bahwa dia akan menikahiku, dan cincin ini adalah sebagai tanda
pertunangan kita berdua, dan aku sangat terkejut lagi “cincin itu, ternyata
sosok itu adalah Vano, lalu bayangan apa ketika aku berada di toilet pesawat
ketika berangkat ke USA, yang muncul bayangan aku dengan Valen, apa maksud dari
semua ini?”
Aku
hanya terdiam dan dia mengatakan
“pour
ce que l’anneau ?”
“pour
ton, absence si vous vous mariez avec moi ?”
Dan
ternyata tepat sekali aku berada di dalam bayangan mimpi itu, dia menjelaskan
semua nya tentang dia, dia berkata bahwa dia adalah Valen yang selama ini aku
cari, bahwa Valen mencintai ku sejak dulu, dan sekarang Valen berani
mengungkapkannya, aku sangat terkejut ketika Vano mengatakan bahwa dia adalah
Valen, dia bercerita yang sesungguhnya, dia sengaja melacakku agar dia bisa
tahu keberadaanku, dan di pesawat itu, Valen sengaja berpura-pura menjadi orang
lain, sangat luar biasa, bodohnya diriku aku tidak peka terhadapnya, Valen
sengaja mengajakku untuk menawarkan tempat tinggal untukku, karena Valen tidak
ingin melihat aku kebingungan mencari tempat tinggal di USA, dan sekarang yang
di hadapan ku ini adalah Valen, Valen sahabat kecilku dahulu, aku menangis dan
tidak bisa berkata apa-apa lagi, di peluknya aku dan mengangis di bahu Valen,
aku bahagia bisa bertemu dengan Valen lagi, dan sekarang saat ini telah menjadi
pasangan ku, air mata bahagia ku terjatuh.
“sudahlah,
aku sangat senang bisa melihatmu lagi Valen. Valen ku yang dulu”
“terima
kasih Shen, aku minta maaf untuk semua ini, aku senang saat ini berada bersama
Sheny kecilku yang dulu”
DAN
TERNYATA DIA, adalah kekasihku sahabatku, bagaimanapun juga aku tidak bisa
menolak dan memungkiri semua hal ini, aku menerima keadaan ini dengan
ikhlas,detik itu juga Valen memakaikan cincin di jari manisku, dan akhirnya
kamipun sangat bahagia, kami kembali ke negara kami INDONESIA, kembali bersama orang
tua kami, Valen meminta maaf atas kelakuannya yang dahulu kabr dari rumah, dan
orang tuanya juga meminta maaf dengan Valen, lalu, Valen mengatakan ke orang
tuanya bahwa dia mencintaiku, orang tua Valen menyetujuinya, lalu kami semua
berkumpul, dari keluarga besar ku dan keluarga besar Valen, merayakan pesta
pernikahan kami, tiba-tiba hadiah terhebat yang aku lihat adalah munculnya
sahabat-sahabat ku yang dulu, sekarang mereka membawa anak dan pasangannya,
“wheehehehehehe,
akhirnya jadi juga lu, dari sahabat jadi cinta, tapi gak apa-apa deh, yang
penting asik, hahahahaha”
“yoi
mamen, ini anak lu?, udah besar juga yah”
“haha,
iya dong, nyusul yah ?”
Kami
semua tertawa bahagia, mereka hadiah terhebat ku, tak akan ku lupakan, bahagia
bersama sahabat, kami foto bersama, dan aku pajang foto itu, akan ku perbesar
agar semua orang tahu bahwa aku memiliki sahabat yang sangat menyayangi kami
semua, yaitu kalian semua, berawal dari berteman, menjadi sahabat, kemudia
menjadi cinta, lalu menyatakan permohonan pernikaha, and the last menuju
pelaminan .
“aku
mencintaimu Shen”
“aku
juga mencintaimu Valen”
THE END
Created_Ilham
Syaiful Rahman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar