Sabtu, 08 September 2012

Dan Ternyata Dia



Hari itu, hari dimana aku penentuan kelulusan kuliah ku S1, dan ingin melanjutkan kuliah S2 ku di USA, aku mengambil jurusan sastra inggris, hari itu semua berkumpul dan saling berpegang tangan karena gugup untuk menunggu hasil kelulusan, rasa cemas, khawatir, bercampur aduk karena panik, akhirnya dosen pun mengeluarkan beberapa kertas yang isinya daftar nama mahasiswa/i dan ditempel di sebuah papan dinding,
“eh itu, itu hasilnya, ayuk liat “

Semua lari menuju papan itu, aku mencari nama ku dan akhirnya aku berhasil lulus dengan nilai yang cukup baik, aku senang sekali . oh ya, nama ku Sheny, dijakarta hanya anak rantau yang ingin menuntut ilmu, di hari itu aku gembira sekali, aku berteriak sekeras mungkin untuk memuaskan diri “wooooooooyyyy, gueeeee luluuuuuuuuuuuuuuuuusss” sambil mengitari lorong-lorong dan kelas-kelas.
Sangat senang sekali, kegembiraan itu tiada hentinya untuk terus tersenyum, aku menghubungi orang tua ku yang ada di medan, 2 hari lagi aku menuju ke jakarta untuk wisuda.

“mama, papa aku lulus”
“iya, nak, selamat yah, teruskan dan kejar impian mu itu, mama dan papa disini selalu mendoakanmu nak, papa ingin bicara denganmu”,
“halo pah?,aku lulus pah, aku lulus” aku bahagia sambil menangis mendengarkan suara papa.
“iya, nak, selamat yah, papa senang sekali, pulang lah nak, papa ingin bicara denganmu”
“iya pa, nanti aku akan pulang, papa gimana kabarnya ?, baik-baik aja kan?”
“papa baik-baik aja kok nak, papa sehat”
“ya sudah, kalau gitu petra mau pesan tiket dulu untuk pulang”
“iya, nak, hati-hati yah”

Aku pulang ke kost dan langsung mengemas kan barang-barang ku, semua anak-anak kost mengucapkan selamat untukku .

“hey Shen, selamat yah, wah sekarang udah lulus, terus mau kemana lagi neh”
“iya, thank’s yah, gue msh mw lanjutin kuliah gue, gue mau balik ke medan, bokap nyuruh gue balik”
“oh gitu, ok deh, hati-hati di jalan yah”
“ok, sip sip”

Aku senang tinggal di kost ini, penghuni kost ini sangat baik dan ramah, aku segera membeli tiket pesawat dan akhirnya aku dapat tiket ini, aku segera menuju bandara, disitu aku menatap ke depan gerbang airport dan aku berkata “aku akan meninggalkan kota jakarta ini”, aku tersenyum dan heran apa yang terjadi padaku, cepat sekali rasanya kelulusan ini, di dalam pesawat aku tetap tersenyum senang, kegembiraan ini terus menghantui pikiran ku, selama aku belajar dengan serius, rajin, dan gak pernah absen, akhirnya bisa lulus .
Aku tertidur di pesawat, tiba-tiba aku bermimpi bertemu sesosok pria bersamaku, ciri-cirinya berkulit putih, tinggi, bodynya lumayan kekar, memakai jam tangan silver, dan berambut mowhawk, dia mahir berbahasa perancis dan spanyol, entah siapa dia, aku juga gak kenal, tetapi di mimpi itu aku sudah mengenali dia lebih dalam dan sampai akrab. Di mimpi itu Cuma ada aku dan dia, ya, berdua saja, di menara eifel, paris. Apa yang terjadi ?, ketika aku dan dia makan malam bersama, dia mengeluarkan sebuah cincin perak, berkomunikasi dengan ku memakai bahasa perancis . aku bertanya-tanya ke dia

“pour ce que l’anneau ?” aku bertanya dia
“pour ton, absence si vous vous mariez avec moi ?”

Dia ingin menikahi ku, ketika itu aku langsung bangun, aku sangat terkejut, sudah sampai di polonia airport, aku segera turun dan bergegas mencari taxi, lalu aku kembali menghubungi papa,

“halo pa, aku sudah sampai di medan, aku lagi menuju rumah, aku lagi di taxi, 30 menit lagi aku sampai”

Aku jadi kepikiran mimpi itu, aku masih penasaran siapa pria itu. Sampailah dirumah aku segera menemui mama dan papa ku .

“mama, papa . .” aku memeluk keduanya .
“Sheny...., mama kangen sekali sama kamu nak,
 Iya, papa juga kangen sekali sama kamu “
“Shen juga kangen sama kalian, papa, kenapa papa di kursi roda ?, papa bilang, papa baik-baik aja, papa bilang sehat-sehat aja, kenapa kemarin gak bilang Sheny pa?”
“maafin papa nak, papa gak mau di perjalanan kamu mecemaskan papa, papa sayang kamu nak”
“ya sudah kita masuk kedalam dulu, pasti kamu capek yah nak, mama sudah buatkan makanan, dan mama akan buatkan kamu air hangat untuk mandi”

Kami masuk kedalam rumah, tidak ada yang berubah posisi barang-barang rumah, masih sama seperti dulu, tak ada yang digeser sedikit pun, aku masuk ke kamar tersayang ku, masih terlihat sama seperti dulu, bantal kesayangan ku, aku langsung memanjakan diri untuk tidur sebentar dikasur ini,

“hhhmmmmm, masih sama kaya dulu, tidur dulu deh bentar”
“eh eh eh, anak mama kok malah tidur si, udah besar kok makin manja, mandi sana, sudah mama siapkan air hangatnya”
“iya, tunggu ma, aku lagi kangen-kangenan sama kamar ini”
“ya sudah, jangan lama-lama, nanti keburu dingin air hangatnya”
“ok deh mama”


Aku tidur sebentar, sambil membayang kan masa kecilku yang manja dengan mama dan papa ku, bermain bersama, tertawa riang, sudah jam 5 sore, aku segera mandi, capek juga rasanya badan ku pegal. Setelah mandi, jam 7 mlm aku makan malam bersama mama dan papa ku, aku berbincang-bincang membahas masa kecil ku dulu, setelah selesai makan aku memberitahukan mama dan papa ku untuk kejakarta lusa karena aku akan diwisuda.

“ma, pa, lusa kita kejakarta, soalnya lusa aku diwisuda, mama papa dateng yah”
“iya nak, mama dan papa pasti dateng kok” sambil tersenyum bahagia
“oh ya nak, kamu kan sekarang sudah dewasa, kok mama gak lihat ada cowok yang kamu bawa kerumah si”
“hehehehe, mama bisa aja, oh ya pa, menurut papa aku lanjut kuliah ku atau aku langsung cari kerja?”
“lanjutkan saja dulu kuliahmu, papa akan kirim kamu ke USA”
“USA? Kenapa harus USA pa, disini kan juga banyak universitas yang unggul”
“iya, papa sengaja menunggu kamu S1 dan melanjutkan S2 kamu di USA, disana ada teman papa yang menjadi dosen sastra inggris, disana lebih bagus dan lebih menjamin untuk masa depan kamu nak”
“tapi kan pa ..”
“eits, sudah ah gak usah membantah, dulu kamu gak pernah membantah gini, ikutin kata papa mu, mama juga setuju kok”
“mmm, iya-iya, kapan aku berangkatnya?”
“kira-kira papa akan berangkatkan kamu 3 hari lagi, setelah kamu diwisuda”

Aku menuruti perintah papa ku, untuk menyenangkan papa dan mama ku. Lalu aku berkumpul dan menonton tv bersama, sambil tertawa dan bercanda riang. Keesokan harinya aku mengunjungi tempat bermain diwaktu kecil dulu, taman yang indah, dekorasinya masih sama, ayunan yang ku buat dari ban mobil dan diikat dengan tali dipohon besar itu, aku senang sekali bisa melihat taman ini masih ada, pohonnya pun bertambah besar, aku bermain dengan anak-anak yang berada disana, sambil bercerita tentang ku diwaktu kecil dulu, yang membangun taman ini dengan teman-teman ku dan orang tua kami, dari kami ber empat mereka sudah berkeluarga dan mempunyai seorang anak, tinggal aku yang masih single, yang masih memikirkan sekolah ku, aku duduk di ayunan itu sambil menceritakan pengalaman ku dari kecil sampai sekarang, mereka tertawa riang, senang, dan gembira, hari sudah sore, kami pun pulang kerumah, tetapi aku masih duduk ditaman itu, rasa rinduku dengan teman-teman ku muncul saja, mengingatkanku pada sosok pria yang kuat, yang tangguh, dan gagah itu . dia salah satu dari kami berempat . kenapa aku memikirkan dia ?, entah kenapa aku juga bingung. Aku segera pulang karena sudah gelap.

“dari mana kamu nak, kok jam segini baru pulang ?, seneng yah liat lingkungan rumah ini lagi?”
“iya mah, tadi aku ke taman yang dulu kita buat bareng-bareng, jadi kangen sama anak-anak”
“oooh, mama kira kemana, oh ya mereka sudah menikah lho, sudah punya anak, tinggal kamu yang paling muda diantara mereka yang belum menikah”
“oh yaa?, ya kan mama tahu, aku yang paling muda, aku masih ingin sekolah mah”
“iya, mama tahu kok nak”
“oh ya, mama tahu gak mereka ada dimana saja ?”
“si Adit ada di kalimantan, si Rudi ada di singapura, tapi mama gak tahu si Valen ada dimana, mama dengar kabarnya, dia kabur begitu saja, entah kenapa dia kabur, tapi yang pasti mama dengar dari tante Reni dia ada di USA, nanti kalau kamu sudah disana kamu cari dia yah, kasihan tante Reni”
“oh gitu, iya nanti Shen cari kok mah, baru jam 8, kerumah tante Reni yuk, pengen tahu kejelasannya gimana.”
“ya sudah, mama siap-siap dulu”
“ok degh, aku juga mau siap-siap dulu yah”

Aku siap-siap ganti pakaian dan menuju rumah Valen, aku masih bingung dengan kabar ini, aku segera menuju mobil dan berangkat dengan mama ku, aku terus memikirkan hal itu, bertanya pada diri ku sendiri, kenapa dia seperti ini ?.
Sampai di rumah Valen, aku dan mama ku turun dari mobil .

“permisi, om tante”
“eh, Sheny . . apa kabar nak ?, sehatkan ?, duh... udah sebesar ini yah, oh ya jeng, ayo silahkan masuk, Shen ayo masuk”
“iya tante”

Sampai lah diruang tamu, disana kami dipersilahkan duduk dan santai .

“bi, tolong buatkan teh anget buat Sheny sama jeng tantri yah”
“eh, gak usah repot-repot jeng, aku kesini ngenter anak ku ini lho, katanya kangen mau main kesini”
“iya tente, begini tante saya dengar kabar Valen katanya dia kabur yah ?”
“ya begitulah nak, waktu itu tante dan om sedang bertengkar, terus menerus kami bertengkar, dari hari ke hari karena yang menyebabkan kami bertengkar adalah karena om arya terlibat hutang, ketika kami bertengkar Valen selalu mengurung diri di kamar, kami  tidak perduli dengan Valen, kami tetap bertengkar, lalu Valen turun dan melihat kami bertengkar hebat, tante begitu shok dan kesal, keramik-keramik tante pecahkan dan tante lempar, Valen hanya melihat kami dengan sinis, gak lama kemudian dia mengemasi barang-barang dia hingga kosong, semua barang dia kemas, dia keluar tanpa pamit dengan kami, dia menelpon taksi, entah kemana dia pergi, tapi ketika kami ingin mengejar Valen, kunci mobil kami entah dimana, dan kami tertinggal oleh Valen, Valen gak bisa kami kejar, dia sudah jauh, dan kami gak tahu dia kemana, tante menelpon dia tapi gak di angkat-angkat, ya sampai sekarang dia hanya mengirimkan satu surat untuk kami semua”
“maksud tante, kami semua itu siapa aja?”
“kami semua, tante, om, kamu, dan yang lainnya” sambil mengusap air mata.
“boleh saya lihat surat itu”
“mmm, bentar yah tante ambil dulu dikamar Valen”


“ini surat dari Valen, kamu baca”

“Untuk mama dan papa, maafin Valen sudah meninggalkan rumah tanpa izin kalian, Valen tahu ini gak pantas, tapi Valen sudah mengambil keputusan untuk meninggalkan rumah dan pindah untuk bekerja dan bantu melunasi hutang papa, ini ada uang sedikit untuk mencicil hutang papa, disini Valen senang ma, pa, disini Valen hidup damai dan tenteram serta nyaman, banyak orang yang perduli terhadap Valen, disini sangat bersaudara, maafin Valen, ini semua demi mama dan papa.
Untuk teman-teman gue Sheny, Adit, dan Rudi, gue senang dengar kabar kalian sudah menikah dan punya anak, gue bahagia bisa memiliki sahabat seperti kalian, maafin gue gak bilang kalian soal ini, karena gue gak mau mengganggu kesibukan kalian, sekarang kalian sudah sukses, gue selalu mendoakan kalian sampai sekarang, gue sehat-sehat aja, gak usah khawatirin gue, dit, Rudi, Shen, jaga diri kalian baik-baik yah, gue sayang kalian, Shen mungkin nanti lu akan tahu kenapa gue kabur dari rumah, ada alasan lain selain masalah mama dan papa gue, suatu saat lu akan mengetahuinya, kenapa gue bilang seperti ini, karena gue yakin, dan karena lu yang paling muda diantara kita, lu pasti bisa ngertiin gue, jaga diri lu baik-baik yah”.

“hanya ini yang Valen kirim?, terus gimana, apa kalian mencari dia?”
“kami sudah mencari dia kemana-mana, tapi tetap tidak ada informasi sedikitpun tentang Valen”
“ya sudah tante, kita doakan saja supaya Valen bisa bertemu kita lagi dan berkumpul bersama om dan tante”
“iya nak, makasih yah”
“iya jeng, jangan sedih lagi yah, pasti Valen akan ditemukan kok”
“iya, makasih yah jeng, sudah dateng kerumah saya”
“iya lho, saya juga kangen sama jeng, udah lama gak ketemu”
“bisa aja si jeng Tantri”
“ya sudah kalau gitu kami pulang dulu yah tante, jangan lupa banyak doa yah”
“oh, iya-iya, makasih yah nak sudah dateng, maksih yah jeng, aku seneng banget lho kalian dateng”
“iya, sama-sama jeng, yuk. Saya pulang dulu yah”
“iya, hati-hati yah jeng”
“iya, daa .....”

Kami pun pulang, aku makin heran dengan Valen, kenapa di surat itu ada some thing ?
Sampai dirumah aku langsung ke kamar, ganti baju dan segera tidur, sambil memikirkan apa yang terjadi dengan Valen, apa yang dia lakukan disana ?, aku pun tidur karena besok aku balik kejakarta untuk diwisuda, gak sabar diwisuda, hehehehe . .
Aku pun tertidur pulas, aku pasang alarm jam 07:00 pagi, ternyata aku kesiangan, aku malah bangun jam 08:30 pagi,

“ya tuhan, udah jam setengah sembilan, haduh cepet-cepet mandi”

Aku pun segera mandi, dan bergegas rapih untuk menuju jakarta,

“mah, pah ayo dong cepat, udah siang neh, nanti ketinggalan pesawatnya”
“iya tunggu, mama sama papa udah rapih, kamu nya aja yang bangunnya telat, liat neh mama udah pake kebaya, papa juga udh pake jas, udah rapih, tinggal kamunya”
“ok ok, ayo cepat ke airport”

Aku pun berangkat menuju airport, aku gelisah dan aku gak sabar menanti diwisuda, didalam mobil aku berkeringat, sangat gelisah, sangat kunantikan moment ini .
Sampai di airport aku langsung menuju pesawat, aku duduk dengan gelisah, dimana pun aku gelisah karena menanti wisuda ini .

“kamu kenapa nak ? berkeringat kening mu itu”
“gak kenapa-kenapa pah, aku gelisah, gak sabar juga, hehehe “
“memang seperti itu, papa dulu juga sama seperti kamu, gelisah dan gak sabar “
“ya sudah, kalau gitu kamu tidur saja, nanti papa bangunkan”

Aku ikut saran papa, aku tidur memejamkan mata sambil membayangkan aku diwisuda, sangat menyenangkan, aku tertidur pulas . 1 jam kemudian sampai di soeta airport.

“nak bangun, sudah sampai, ayo turun”
“eeeeemmmmmhhh, iya tunggu”

Akhirnya sampai juga dijakarta, aku langsung memanggil taksi untuk menuju universitas ku, mama dan papa ku tertawa melihatku yang berkeringat ini. Sampai lah di kampus ku, aku segera menuju ruang aula, disana semua berkumpul dengan teman-teman dan keluarganya, sangat ceria yang aku lihat, wajah wajah gembira menyambut diriku untuk tertawa dan merayakan kelulusan ini .
Semua bergembira, ada air mata kebahagiaan, ada pula air mata perpisahan, semua menjadi satu, disaat nama ku di panggil untuk maju kedepan aku sangat gugup sekali .

“oh, no . . tarik napas . . . . buang perlahan lahan, huuuuuffffff . .”

Lalu aku maju kedepan, Rektor dan dosen-dosen memberikan ku ucapan selamat .

“selamat yah Shen, tidak terasa kamu sudah lulus“
“iya pak, terima kasih banyak yah pak, saya sangat senang sekali“

Setelah semua nama terpanggil, kami semua berkumpul menjadi satu .

“perhatian untuk semua, bapak ucapkan selamat untuk kalian semua yang lulus, pesan bapak jangan berhenti untuk mengejar sebuah impian kalian, karena impian itu sangat mahal sekali, dan sekali lagi bapak ucapkan congratulation for you all”

Kami semua melemparkan topi yang kami kenakan, lalu kami berfoto-foto untuk sebuah kenang-kenangan, aku berfoto dengan keluarga ku, dan kami merayakan dengan bersama-sama, ada yang membawa kue tart, ada yang membawa nasi tumpeng, untuk kami semua bersama,

“mah, pah Sheny sangat senang sekali, makasih yah kalian sudah mendidik Sheny sampai sebesar ini”
“iya nak, papa juga sangat senang, sudah  lah ayo kita berangkat, 1 jam lagi pesawat mu akan tiba”
“iya pah”

Kami semua pergi menuju airport, aku merasakan sesuatu di perjalanan menuju bandara, entah kenapa perasaanku sedih dan kenapa aku merasakan kekhawatiran yang gak biasa seperti ini, ingin mengeluarkan air mata rasanya, tapi aku menahannya sampai dibandara, akhirnya kamipun sampai di bandara .

“mah, pah jaga diri kalian baik-baik yah, kalau ada apa-apa hubungi Sheny saja, pasti Sheny akan pulang”
“lho, kok papa sama mama si, harusnya kamu yang jaga diri baik-baik” sambil tertawa.
“nak, jaga diri kamu baik-baik yah, sehat-sehat disana”
“iya mah, aku berangkat dulu yah, jaga kesehatan mama yah, pah jaga kesehatan papa juga yah, Sheny sayang papa dan mama, Shen berangkat yah”

Aku berjalan menuju pesawat ku, aku masih melirik mama dan papa ku, kenapa rasa ini semakin aneh dan kenapa aku merasakan getaran ketika ingin masuk ke pesawat, aku terus berjalan dan masuk perlahan-lahan, ketika masuk ke dalam pesawat aku segera mencari kursi ku, dan duduk dengan tenang, lelah juga, aku duduk bersebelahan dengan orang lain, pria itu mengajak ku untuk berbincang.

“permisi, jam berapa yah?”
“ya, jam 5 sore”
“mau ke USA juga yah?, sekolah atau bekerja disana?”
“mau lanjut sekolah aja kok” sambil tersenyum dengan pria itu.
“oh begitu, tinggal sama siapa disana nanti?”
“mmmm, belum tahu si, ya nanti rencananya mau sewa rumah aja, soalnya sendirian kesananya”
“oh gitu, saya punya tempat tinggal disana satu lagi, rumah itu belum ada yang menempatkannya ketika saya pindah dari rumah itu, bagaimana kalu kamu tinggal di rumah ku?, tempatnya gak jauh dari rumah ku yang baru kok, jadi kalau ada apa-apa tinggal bilang aja ke saya, gimana ???”
“mmm, ya nanti saya pikirkan lagi deh, saya mau istirahat dulu”
“oh, ok, selamat istirahat”


Aneh juga tiba-tiba dia menawarkan diri ku tempat tinggal, sebelumnya kami tidak pernah bertemu dan belum kenal satu sama lain, aneh benget, seperti sudah kenal dan akrab saja orang itu dengan ku. Aku beristirahat dengan cara tidur, beristirahat untuk semua otot-otot ku dan semua organ tubuh ku yang bekerja dari pagi hingga sore ini, aku tertidur pulas selama 3 jam.
Setelah 3 jam kemudian aku terbangun, aku terkejut ketika melihat selimut di tubuh ku .

“siapa yang pakaikan aku selimut ?, kemana orang itu ?”
“sudah bangun kamu?, saya dari belakang buat hot chocolate, mau ?”
“gak, makasih”
“kamu tidur nyenyak banget, kecapean yah?”
“iya, hehehe “
“oh ya, btw kita belum kenalan, panggil saja saya Vano ”
“oh, ok. Aku Sheny”
“oh ya, kamu tinggal sama siapa di USA ?”
“aku tinggal sendiri aja, aku kerja”
“oh gitu, memang kerja apa disana ?”
“aku hanya seorang wartawan”
“oh wartawan, yayaya, wah pastinya sering ketemu artis-artis disana dong”
“ya seperti itulah, tapi banyak pula resiko yang harus di pertanggung jawabkan”
“ya memang si, i know”
“kamu sendiri mau ambil jurusan apa?”
“aku mau ambil jurusan sastra inggris, ya ingin aja jadi penulis novel gitu”
“oh, ya semoga berhasil yah di negeri orang”
“aku kebelakang dulu yah”
“ok”

Lalu aku kebelakang untuk mencuci wajah ku, ketika aku membasuh wajah ku dengan air, muncul bayangan sesorang di depan cermin, dan dia mengatakan “ ini aku, sahabatmu”, apa maksud dari semua ini?, kemudian muncul lagi bayangan masa kecil ku ketika aku bermain dengan sahabat-sahabat ku, dan muncul diriku waktu masih kecil bersama Valen,
“kalau gue sudah besar nanti gue mau jadi wartawan atau engga jadi redaksi majalah di luar negeri, kalau lu Shen mau jadi apa?”, “gue mau jadi seorang penulis novel di luar negeri”, “wah kalau gitu kita sama-sama di luar negeri dong, kalau gitu kita bareng-bareng aja keluar negerinya, jadi kan kita bisa bareng terus tuh, ahaahahahahaha”, iya-iya, bener juga tuh, ahahahahahaha”
Bayangan dimana ketika aku mendiskusikan impian kami berdua, sangat aneh, kenapa bayangan itu muncul seketika, dan kenapa dia seperti berada bersama ku saat ini. Lalu Aku kembali kursi ku.

“sudah selesai ?”
“sudah kok, oh ya sebelum kamu tinggal di luar negeri kamu tinggal dimana ?”
“saya dulu tinggal di indonesia, sama seperti kamu, tapi saya dulu tinggal di jakarta”
“oh gitu, terus orang tua kamu juga di jakarta?”
“maybe, tapi selama ini aku tidak tinggal dengan mereka, dari umur ku 14 tahun aku pergi dan tinggal dengan nenek ku”
“oh gitu, memang kenapa kamu pergi dari rumah?”
“ya gak kenapa-kenapa, ada something aja, hehehe”
“oh, hehehe, lalu kamu sendiri tinggal dimana ?”
“aku di medan, tapi 4 tahun aku di jakarta, nge kost karena kuliah”
“oh gitu”

Setelah berbincang lama dengan dia, tiba saatnya untuk menapak di negeri orang, USA, negeri dimana aku akan berada untuk melanjutkan sekolah ku, setelah aku keluar airport, Vano memanggilku.

“Shen . . tunggu”
“iya?, ada apa?”
“gak, gimana dengan tawaran ku tadi di pesawat ?, saya gak ada maksud apa-apa kok, Cuma sayang aja rumah itu gak ada yang huni”
“mmmm, ok degh, boleh”
“nah gitu dong, taxi . .”

Dia memanggil taxi untuk menuju rumahnya.

“come on, go to ohio”
“ohio?, pas sekali, aku dikirim ke ohio sama papa ku”
“oh gitu, wah gak nyangka yah kita bisa kenal pas seperti ini”
“iya .”

Entah apa yang ada dipikiran dia, tapi yang penting aku sudah mendapatkan tempat tinggal selama aku berada di ohio,

“eh, makasih yah, ditawarin tempat tinggal, jadi gak enak sama kamu, hehe”
“iya, sama-sama, gak apa-apa anggap aja rumah sendiri. Lagian percuma gak ada yang tempatin, mau di jual juga sayang”
“hehe, iya, sekali lagi makasih yah”
“iya-iya, sama-sama”

Akhirnya beberapa menit kemudian sampai lah di rumah yang di maksud itu, kelihatannya nyaman, dan strategis, aku suka dengan gaya rumah yang klasik ini, untung lah aku bertemu dia, udah tampan, gagah, baik pula, lalu setelah sampai dia membawakan koper yang kubawa.

“eh gak usah di angkat, biar aku aja”
“yaudah, gak apa-apa kok, kamu kan juga capek, besok kamu juga harus daftar di universitas yang kamu pilih kan?”

“iya, makasih yah, kamu baik banget si, iya besok aku daftar ke univ”
“ayo masuk”
“woooowww, rumah yang indah dan nyaman, aku suka dengan gaya klasiknya, kayunya pun kayu jati, pasti kuat dan tahan lama”
“iya, ini kayu aku beli di indonesia, lalu aku ekspor ke sini buat bikin rumah ini”
“ohh, gitu, yayaya”
“ya sudah kamu istirahat saja, saya mau balik ke rumah dulu”
“iya, makasih yah sudah bantu aku”
“iya, sama-sama”

Lalu ia pulang ke rumah yang sekarang dia huni, aku pun beristirahat lagi, tempat yang sangat nyaman, dan tenang, pas sekali untuk ku. Aku pun segera beres-beres barang-barang yang ku bawa, merapihkan tempat yang kotor, setelah selesai aku beristirahat sambil tiduran, akhirnya aku pun terlelap hingga malam pun tiba, aku tidak memikirkan keesokan harinya, karena aku sudah capek dan terlelap, semua hilang sejenak dalam tidur ku, pukul 20.00 seseorang mengetuk pintu rumah, aku fikir siapa, dan ternyata si Vano.

“eh Vano, ada apa?, aku kirain siapa”
“mm, gak ada apa-apa kok, kamu sudah makan?”
“belum, aku baru bangun tidur, hehe”
“oh gitu, ya sudah kalau kamu mau makan kamu bilang aja sama aku, nanti aku anterin ke cafe atau restaurant yang enak dan murah”
“iya, ok ok, aku mandi dulu yah, ayo masuk aja, tunggu di kursi”
“iya, jangan lama-lama yah”
“siiippp”

Vano menunggu ku dengan lama, aku biasa mandi hampir satu jam, jadi maklum aja kalau ada yang menunggu lama sampai bosan, setelah mandi aku memakai kemeja panjang kotak-kotak berwarna biru ( maklum gaya tomboy ku ), sudah rapih, langsung menuju ruang tamu dan menghampiri Vano

“hey, maaf yah nunggu lama, jadi nagntuk deh kamunya, maaf yah, yuk “
“iya, gak apa-apa kok, yuk”

Aku dan Vano pergi ke sebuah cafe yang nyaman, suasana yang romantis aku dapatkan disini, di pinggir sungai yang dihiasi pohon yang berhias lampu hias, sangat tenang .

“tempat ini sangat indah yah, hidup pada malam hari di negara ini”
“iya, disini memang biasanya penduduk keluar pada malam hari, ya mereka bersuka ria, havefun, dan lain sebagainya sesuka hati mereka”
“coba aja dari dulu aku disini yah, hehehe”
“hehe, yuk kita ke cafe itu aja”
“mmm, ok”

Kami menuju cafe itu, tak lama kemudian hujan pun turun membasahi negeri ini, aku pun berlari hingga tangan ku di pegang erat oleh           Vano

“yaaahh, hujan”
“ayo cepat, lari, kita berteduh”

Entah kenapa jantung ku terasa bergetar kencang, aku menatap tajam dia, sambil memikirkan sesuatu, di lindungi dengan jaket yang dikenakan Vano, dan di pegang erat tangan ku, kenapa degan semua ini?, apa yang terjadi pada ku?

“mmm, sorry tangan kamu”
“oh iya, maaf” dengan wajah tegang Vano dan terkejut sambil menatap ke arah lain.

Lalu kami duduk di tempat cafe itu, karena hujan kami memesan hot chocolate sedang Vano memesan coffe late, dan memesan makanan beef steak.

“hhmmm, jadi dingin deh, turun hujan sii”
“hehehe, iya, kamu pakai jaket ku aja, gak apa-apa kok, aku sudah biasa seperti ini”
“iya, makasih yah Vano”
“oh ya, kamu mau pesan apa?”
“mmm, aku pesan hot chocolate sama beef steak aja yah”
“mmm, ok, excusme, i wanna one hot chocolate, one coffe late, and two beef steak”

Makan sudah di pesan oleh Vano, kami pun mengobrol tentang diri masing-masing, dan bercanda, tertawa riang gembira, aku tak menyangka akan hal seperti ini, sangat menyenangkan. Tak direncanakan ataupun di sangka, kehidupan berjalan mengalir seperti air, berputar seperti roda, setelah makan malam, kami menuju ke taman yang sangat indah, nyaman, dan tenang.

“mmm, kita ke taman yuk, pasti kamu nanti suka deh”
“mmm, oh ya ??, boleh-boleh”

Berjalan menelusuri tepi jalan untuk pergi ke taman yang di maksud Vano, diperjalanan kami kembali bercanda dan terlihat penjual ice cream beraneka rasa .

“ada ice cream tuh, kaya nya enak”
“kamu mau ??”

Aku menganggukkan kepala ku, kebetulan sekali ada rasa mocca, kesukaan ku, dan Vano memilih rasa vanilla, kebiasaan yang sama dengan Vano sahabat ku, suka dengan rasa vanilla, apapun makanannya jika ada rasa vanilla pasti ia langsung memilihnya.

“mmm, aku mau mocca deh”
“ok, neh”
“mmm, kamu suka vanilla yah ?”
“iya, suka banget, dari kecil aku suka sama rasa vanilla, kalau yang berhubungan dengan rasa vanilla aku selalu memilihnya”
“ooohh, gitu . . mmm, btw duduk distu aja yuk”

Kami sampai ditaman, menikmati ice cream dan malam yang indah di taman ini, duduk di bangku taman di selingi melihat pemandangan yang indah, banyak yang mengnjungi taman ini, pasangan-pasangan yang romantis hadir di taman ini, aku melihatnya, sebelah kiri, kanan, depan, belakan, banayak pasangan yang sedang bermesraan, aku samapi iri melihatnya, sungguh pilihan yang tepat untuk pasangan romantis memilih taman ini .

“mmm, disini banyak pasangan yah, ramai”
“iya, disini memang tempatnya para pasangan untuk refreshing, bukan hanya pasangan yang baru jadian saja, bahkan pasangan pengantin, pasangan suami istri, ada kok”
“oh . . gitu . . yayaya . heheh, eh kita aneh yah, dingin-dingin gini malah makan ice cream, hehehe, aku memang aneh, aku suka aja yang dingin tambah dingin, hehe, kalau dirumah neh ya, habis hujan seperti ini aku bukan membuat minuman hangat seperti teh hangat ataupun coffe, tapi aku malah buat ice sirup, buat pop ice, hehe”
“oh ya ?, aneh-aneh juga tapi lucu, hehehe, eh sudah malam neh, balik yuk”
“iya, yuk, tapi pelan-pelan yah, aku capek”
“ya sudah, kita naik taksi aja”

Kami pun pulang dan meninggalkan taman ini, aku capek, lelah, untung saja Vano memesan taksi, jadi aku tidak perlu jalan kaki, heheeh, di dalam taksi aku pun tidak sengaja untuk tidur, dan akhirnya aku tertidur pulas, secara tidak sadar aku bersandar di bahu Vano, mungkin Vano tahu aku kecapean sehingga di meminjamkan bahunya untuk menyandarkan kepalaku, sangat terlelap diriku, dia hanya tersenyum melihat ku tidur, dia menggendongku sampai ke kamar ku, dan di letakkan tubuhku di tempat tidur, melepaskan sepatuku, mengganti baju ku dengan baju tidur, lalu menyelimuti ku dengan pelan, sangat sunyi, aku merasakan dia mengecupkan sebuah ciuman kasih sayang di kening ku, ciuman yang begitu hangat. Keseokan harinya pukul. 07:34 AM, aku bergegas mandi dan menuju universitas yang akan aku tempati selama aku belajar, aku tidak melihat Vano datang ke sini, aku berangkat duluan dan meninggalkan sebuah kertas pesan untuk Vano “selamat pagi, hey Vano, makasih yah yang semalam, aku berangkat duluan, bye” takutnya Vano akan datang, aku tidak mengunci pintu dan meninggalkan sebuah pesan, aku tahu pasti Vano akan datang, sampai lah di universitas yang akan aku menuntut ilmu ku, aku suka dengan univ ini, nyaman buat ku, tak ada masalah buat ku, aku mencari ruang kelas ku, kelas sudah dimulai, aku belajar dengan serius, tak perduli telpon genggam ku berdering, karena tujuan ku disini hanya unutk belajar, aku tidak ingin mengecewakan papa ku yang sudah mengirimku disini, 4 jam berlalu, pukul. 12:00 PM, waktunya makan siang, aku berjalan mencari kantin dengan perutku yang lapar, sampai di kantin, aku duduk di bangku pojok dekat dengan pohon yang rindang, lalu ku buka telpon genggamku, ternyata inbox dari Vano “selamat belajar yah, selamat datang di kampus barumu”, aku hanya tersenyum dan resend “iya, makasih J “ . kemudian aku memakan makanan yang tadi kupesan, dengan lahap aku memangsanya, karena sudah lapar .
2 jam berlalu, jam kuliah sudah habis lalu aku kembali ke rumah, aku lihat pesan ku tadi ternyata dibaca dan di balas oleh Vano “nanti malam jam 8 aku tunggu di rumahku, kita makan malam bareng, aku sudah siapin semua buat makan malam”, ternyata dia mengajakku makan malam di rumahnya, sosok pria yang sangat baik hati dan menawan, aku sangat berterimaksih dengan dia . malam pun tiba, aku segera mengganti pakaianku dan pergi ke rumah Vano, aku memikirkan apa yang dilakukan Vano sekarang, mungkin dia sedang merapihkan pakaiannya dan menyiapkan makan malam serta dekorasi, hehehehe . . beberapa menit kemudian aku sampai di rumah Vano, lalu aku menekan bel 3 x, dengan gagahnya Vano membuka pintu dan tersenyum padaku,

“hey, ayo masuk, selamat datang di rumah ku yang ini”
“iya, hehehe, mmm sendirian aja?”
“iya, kan aku sudah bilang aku hanya sendiri, silahkan duduk”
“oh iya aku lupa, hehehe, iya makasih J
“mm, sebenarnya ada apa si kalau boleh tau, kamu ajak ku makan malam di rumah?”
“gak ada apa-apa, aku Cuma ingin mengajak kamu ke rumah ku, agar kamu tahu rumah ku, jadi kan kalau kamu perlu bantuan datang aja kesini, gak perlu nyari lagi”
“oh gitu, ok deh kalau begitu”
“ok, yuk makan. Ini semua aku yang buat lhoo . .”
“oh yah?, kamu bisa masa?, wah hebat yah, salut aku sama kamu, sudah tampan, gagah, baik, pinter masak lagi, the best deh buat kamu”
“hehehehe, makasih, tapi biasa aja kok, aku belajar semua ini dari seseorang dulu waktu ku kecil”
“oh, hehehehe . . enak lho steak nya, delizious”
“ya sudah, habiskan saja, dari pada gak di makan”

Kami berdua makan bersama sambil tertawa, suasana yang sunyi berubah menjadi suasana yang romantis, setelah kami selesai makan Vano mengajakku unutk menonton video horor yang baru ia beli tadi sore, lalu kami menuju ruang tv dan duduk di bangku tv, Vano mengambil sebuah popcorn yang sudah di kemas, dan memutar film horor nya.

“film apa si?, kayaknya seru”
“iya, seru, perhatikan saja filmnya”
“ok deh, hehe, oh film horor”
“memang kamu berani?”
“iya dong, siapa dulu, Sheny . . “

Vano hanya tersenyum, aku tidak sadar memegang erat lengan Vano karena aku menonton dengan serius dan menjadi tegang, Vano hanya menertawakan ku.

“kok ketawa, kenapa ??”
“hahaahaha, katanya berani kok pegang lengan ku erat sekali”
“hhe, maaf, abisnya menegangkan”
“hahahaha, ada-ada saja kamu”

Aku jadi malu dengan sikap ku yang menegangkan tadi, 1 jam berlalu film yang di putar berdurasi lama, aku tertidur di rumah Vano, lagi-lagi kepalaku terjatuh di bahu Vano, aku tidak sengaja, aku tidak sadar bahawa aku masih dirumah Vano.

“kamu manis di saat tidur seperti ini, andai kamu tahu bahwa aku adalah Valen, pasti kamu akan terkejut melihatku seperti ini, yang sekarang ini”

Lalu, film pun dimatikan, dan aku di gendong dibawa kekamar Vano, di bukakan sepatu ku, jaket ku, dan di selimuti ku dengan selimut yang hangat, aku tidur di tempat tidur Vano sementara Vano mengalah untuk ku dan tidur di sofa, Vano bilang aku tidur nyenyak sekali . aku jadi malu dengan Vano, aku bukan siapa-siapa dia tetapi malah merepotkan Vano.
Pagi pun tiba, masih terlelap tidur, lalu Vano membuka tirai untuk membiarkan matahari masuk, aku terbangun karena wajahku terkena sinar matahari .

“hai Shen, sudah bangun?, selamat pagi”
“iya, pagi juga, kok aku ada di rumah kamu ?”
“iya, semalam kamu ketiduran ketika nonton film, ya sudah aku bawa saja ke kamar”
“lalu kamu tidur dimana ?”
“aku tidur di sofa, gak apa-apa kok”
“aduh, maaf yah sudah merepotkan, maaf banget”
“iya, gak apa-apa, sudah sana bangun, cuci wajah kamu, setelah itu aku anter kamu kuliah”
“iya, ok”

Setelah selesai mandi, dan mengganti pakaian, aku berangkat kuliah, dan diantar dengan Vano, di perjalanan aku berbincang dengan serius, bercanda terus kapan seriusnya, sekali-kali serius, eheheheheeh . .
Kami membicarakan tentang sebuah pesta dansa yang ada di negara ini, katanya akan ada pesta di malam sabtu nanti, ya seperti acara pesta topeng gitu. Berencana Vano mengajakku untuk menemaninya di malam pesta yang akan datang, boleh-boleh saja asal dia tidak merepotkan, lama berbincang di perjalanan sampai lah aku di tempat kuliahku.

“ya sudah, aku masuk dulu yah, samapai ketemu nanti”
“iya, sampai ketemu nanti juga”
“hati-hati dijalan yah”

Vano mengacungkan jempol ke arahku, itu berarti dia mengatakan “sip” untuk ku, aku masuk ke ruang study ku, dan belajar dengan serius, hari yang sangat menyenangkan. Di jalani dengan baik, tiada hari tanpa senyuman untuk orang yang mengenalku, biarpun orang itu tidak suka terhadapku, tapi aku tetap tersenyum unutknya.
Sepulang kuliah aku menemukan sebuah surat yang di tempel di depan pintu, itu surat dari Vano dan ada sebuah kotak yang berisi gaun sutra putih, dia mengatakan “aku tunggu malam sabtu nanti pukul 7 malam, aku tunggu di taman, pakai kemeja ini, aku ingin melihat kamu mengenakan gaun ini di pesta nanti” Waktu berputar dengan cepat, masuk kuliah dan pulang kuliah terus menerus, 2 hari berlalu, tiba hari jumat malam sabtu, aku sedang membaca sebuah buku, tiba pukul 8 lewat 15 menit, aku lupa dengan acara itu, setelah membaca buku bab ke 3 aku melihat surat yang diberikan Vano waktu itu dan aku selipkan di buku ku, dan aku lupa bahwa hari ini malam sabtu Vano menunggu ku di taman. Di sisi lain Vano menunggu ku

“Sheny mana si, lama banget, sebaiknya aku tunggu saja disini”

“ya tuhan, surat ini. Aduh, aku lupa Vano menunggu ku di taman, aku harus kesana sekarang”

Aku mengganti pakaian yang diberikan Vano, aku berlari menuju taman, aku takut dia marah terhadapku, aku berlari dengan cepat, hujan pun turun, aku tetap berlari untuk menemui Vano, sampai di taman Vano masih menungguku, terlihat basah kuyup.

“ray, maafin aku, aku lupa. Maafin aku yah Van”
“iya, gak apa-apa, sudah lah, kamu jangan hujan-hujanan seperti ini, nanti kamu sakit”
“biar saja Vano, yang penting aku bertemu kamu”
“ya sudah, kita berteduh di pohon itu”

Kami berlari ke pohon lebat itu, dan akhirnya kami berteduh di pohon itu, Vano membuka jas yang di pakainya.

“pakai ini, biar kamu gak kedinginan”
“tapi nanti kamu..”
“sudah lah, nurut apa kata ku, pakai saja”

Aku terdiam dan menunduk, merasa bersalah apa yang kulakukan, kenapa bisa lupa dengan malam ini, tak sadar tubuhku bergetar dan terasa dingin, Vano melihatku dan langsung memelukku.

“kenapa?, kedinginan yah, tenang saja ada aku disini”
“aku gak tahu, kenapa tubuh ku terasa lemas seperti ini”
“kamu gak kenapa-kenapa kan?, kamu gak sakit kan?”
“aku gak apa-apa, hanya lemas saja”
“Sheny..”
“iya, kenapa ?”
“aku.. aku.. mencintaimu, aku menyayangimu Shen”

Aku terkejut dan melepaskan pelukannya dan menatap mata Vano dengan spontan, benar dugaan ku bahwa dia sebenarnya menyukaiku.

“kamu tenang saja Shen, aku akan setia pada mu, aku akan menjagamu, dan aku akan selalu mencintaimu”
“tapi..”
“aku Cuma mau jawaban kamu, yes or no?, bukan yang lain”

Aku menunduk sebentar dan memikirkannya, dan aku memutuskan unutk menerimanya.

“iya, aku mau jadi kekasihmu Van”
“akhirnya aku bisa mendapatkan kamu Shen, terima kasih yah sudah menerima cintaku, aku janji aku akan menyayangimu, aku akan menjagamu, dan aku akan setia sama kamu”
“iya, aku percaya kok”

Lalu, kami saling memberikan janji dan komitmen, dan menghubungkan jari kelingking ku dengan jari kelingking Vano, sebagai tanda sepakat dengan komitmen yang kita buat, setelah hujan reda, kami pulang ke rumah.

“ya sudah, aku masuk dulu yah”
“iya, jangan lupa mandi dulu, nanti kamu sakit”
“iya, kamu hati-hati di jalan yah, kamu juga jangan lupa mandi dan ganti pakaian”
“bye. .”

Vano mencium keningku, sepertinya Vano sangat menyayangiku, lalu aku memberikan lambaian untuk dia, dan akhirnya dia kembali ke rumah, aku masuk dan segera mengganti pakaian ku.
Aku tersenyum sendiri sambil membuat teh hangat, aku sangat senang sekali.

Aku sangat menyayangi dan mencintai Vano, 1 tahun berlalu dan aku masih menyayangi Vano, begitu juga dengan Vano, dia sangat menyayangi dan mencintai ku, hari-hari, minggu-minggu dan bulan-bulan di lalui dengan senyuman hangat dan kasih sayang yang hangat, shoping, on the way, breakfast, lunch, dinner, cooking, kami lalui bersama, 1 tahun berada di USA, dan bersama dengan Vanp, lalu tiba liburan dan Vano mendadak mengajakku ke paris.
Ketika Vano pulang kerja, Vano langsung mencium ku dan memelukku dari belakan, lalu aku lepaskan dasinya sambil berbicara.

“hey, sudah pulang”
“sayang, besok kita liburan ke paris yah, aku sudah memesan tiketnya, berangkat jam 9 pagi”
“ha?, kenapa kamu gak bilang ini dulu dengan ku?”
“iya, maaf, kan aku mau kasih surprize buat kamu”
“ya sudah, aku kemas pakaian kita dulu”
“iya, tapi bukain dulu dong dasiku”
“oh iya, lupa, hehehehe, sudah lepaskan jasmu setelah itu kita makan malam”

Aku mengemaskan pakaian untuk liburan besok, setelah mengemasi aku menuju ruang makan untuk makan malam, kami makan malam bersama dan dihabiskan dengan makanan penutup sup buah, kesukaan Vano, aku membuat sup buah untuknya.
Lalu setelah makan malam selesai, kami menonton acara televisi, kami menonton film The Hospital, film taiwan kesukaan ku, 2 jam berlalu, kamipun tidur, sangat nyenyak tidur kami, mungkin karena lelah kami tertidur sangat lelap. Keesokan harinya, aku bangun duluan untuk membereskan rumah ini, setelah seisi rumah tertata rapih, aku bergegas membersihkan diri dan mengganti pakaian ku, setelah itu, aku baru membangun kan Vano.

“Vano...., hey bangun sudah siang”
“mmmmm, iya....”
“ayo bangun, katanya mau liburan”
“iya, iya aku bangun”
“cepat mandi, aku sudah buatkan sarapan, lalu kita langung berangkat”

Aku menunggu Vano untuk sarapan, kebiasaan Vano, setiap pagi di meja makan selalu mencium keningku,

“mmmuach, pakaikan dasi ku dong”
“mmm, biasa deh, manja, sini”
“emangnya kenapa kalau aku manja, sama istri sendiri ini”
“hahahaha, ngarang aja kamu”
“sudah, ayo sarapan, nanti keburu pesawatnya cek out”

Kami sarapan bersama dengan tenang, yah kehidupan aku jalani apa adanya seperti ini, seperti kehidupan seorang istri dari suami, hehe, setelah selesai sarapan kami langsung menuju airport. Sampai di airport kami segera masuk ke dalam pesawat, 30 menit kemudian pesawat yang kami naiki sudah lepas landas, lumayan lama untuk sampai di paris, kami seperti biasa, mengobrol, bercanda, tertawa, dan ketika lelah kami pun tidur, beberapa jam kemudian tiba di negara prancis, kami pun turun dengan kesegaran udara di negara ini.

“hhaaaaahhh, sejuk sekali udaranya yah”
“hhmmm, iya, jadi fresh rasanya, sudah ayo kita keluar”
“ok, sip bos”

Kami pun keluar dan mengambil barang yang kami bawa, dan kemudian kami memanggil taksi untuk mengantarkan kami ke sebuah hotel untuk tinggal selama di prancis. Aku baru tahu kalau Vano sangat lugas berbicara bahasa prancis, aku sangat kaget, kenapa dia tidak bilang padaku selama ini kalau dia bisa berbahas prancis, aku juga bisa berbahasa prancis, bahkan dulu aku khursus sampai aku bisa seperti sekarang ini. Aku tahu dia berbahasa prancis ketika dia berbicara dengan supir taksi.

“lho?, kamu bisa bahasa prancis?, dari mana kamu bisa?”
“ya belajar lah sayang, dulu aku khursus”
“aku juga khursus, dan sekarang aku juga bisa berbicara bahasa prancis”
“oh gitu, kalau gitu sepakat, selama di prancis kita memakai bahasa prancis, ok”
“ok”
Kami tertawa bersama, dan sejak itu kami sepakat selama berada di prancis memakai bahasa prancis, alasan dia mengatakan itu karena, untuk apa mahir berbahasa asing tetapi tidak di pakai, benar juga apa kata Vano, aku setuju dan menyepakatinya, kami pun mulai berbahasa prancis, 40 menit kemudian sampai kami di hotel,

“je veux briser un instant”
“que ce soit plus tard cet après-midi nous nous sommes précipités au café”

Artinya, “aku ingin bersitirahat sebentar”, “ok, nanti sore kita pergi ke cafe”
Kami beristirahat sekejap dan memejamkan mata, nanti sore kami akan jalan ke sebuah cafe. Aku tertidur sangat nyenyak, 3 jam kemudian sore pun tiba, aku segera bangun dan mengganti pakaian ku untuk pergi ke cafe, Vano menunggu ku di loby, aku lihat Vano sedang membaca koran .

“hey chérie, je suis soigné allons-y”
“si je regarde le hard rocck cafe a une boisson savoureuse”

Artinya, “hey sayang, aku sudah rapih, ayo berangkat”
“ok, aku lihat di hard rock cafe memiliki minuman yang sangat lezat”
Kami menuju cafe itu, dengan udara yang sangat sejuk kami berjalan santai, suasana yang romantis di negara ini, tetapi aku merasakan hal aneh yang terjadi padaku, secara spontan aku melihat bayangan ketika aku berada di eifeel, dengan seseorang, kenapa bayangan itu muncul lagi di pikiran ku, rambut mowhak, jam tangan silver, aku menghiraukan bayangan itu.
Dan sampai di cafe itu.

“hey, pourquoi le silence ?” ( hey, kenapa diam ? ) sambil melambaikan tangannya di depan wajah ku
“non, il n’a pas d’importance” (ah, tidak, tidak apa-apa)
“déjà, asseyons-nous, allonsà l’ordre?” (sudah, ayo duduk, mau pesan apa?)
“je vouk du chocolat caud seul” (aku pesan hot chocolate saja)
“serveuse.. un chocolat chaud, et un moccachino” (pelayan, hot chocolate 1 dan moccachinonya 1)


Lalu dia bertanya-tanya kepada ku, mengapa aku tiba-tiba bengong terdiam, aku hanya memikirkan tentang bayangan itu, apa yang akan terjadi padaku, aku mengkhawatirkan karena aku berada di negara yang sama dengan bayangan itu, pesanan datang lalu aku meminum dengan perlahan, aku kembali tenang dan kembali berbincang dengan Vano, pukul 8 malam Vano mengajakku ke menara eifeel, aku sangat senang sekali, akhirnya aku bisa merasakan negara impian ku, aku merasakan kenyamanan dan kesejukan di negara ini, lalu pukul 8 pun tiba dan Vano mengajakku ke menara eifeel, aku terkejut ketika di ajak ke menara eifeel, ternyata dia memesan tempat untuk kami ber dua, aku semakin membayangkan bayangan itu, dan muncul lagi, aku diam dan berkata dalam hati ku, “rambut mowhak itu, jam tangan silver itu” aku terkejut bahwa Vano adalah orang di bayanganku selama ini, lalu kami duduk di tempat itu dan ada sebuah makanan, aku pikir itu makanan ternyata sebuah cincin perak yang di beli oleh Vano untukku. Bahwa dia akan menikahiku, dan cincin ini adalah sebagai tanda pertunangan kita berdua, dan aku sangat terkejut lagi “cincin itu, ternyata sosok itu adalah Vano, lalu bayangan apa ketika aku berada di toilet pesawat ketika berangkat ke USA, yang muncul bayangan aku dengan Valen, apa maksud dari semua ini?”
Aku hanya terdiam dan dia mengatakan

“pour ce que l’anneau ?”
“pour ton, absence si vous vous mariez avec moi ?”

Dan ternyata tepat sekali aku berada di dalam bayangan mimpi itu, dia menjelaskan semua nya tentang dia, dia berkata bahwa dia adalah Valen yang selama ini aku cari, bahwa Valen mencintai ku sejak dulu, dan sekarang Valen berani mengungkapkannya, aku sangat terkejut ketika Vano mengatakan bahwa dia adalah Valen, dia bercerita yang sesungguhnya, dia sengaja melacakku agar dia bisa tahu keberadaanku, dan di pesawat itu, Valen sengaja berpura-pura menjadi orang lain, sangat luar biasa, bodohnya diriku aku tidak peka terhadapnya, Valen sengaja mengajakku untuk menawarkan tempat tinggal untukku, karena Valen tidak ingin melihat aku kebingungan mencari tempat tinggal di USA, dan sekarang yang di hadapan ku ini adalah Valen, Valen sahabat kecilku dahulu, aku menangis dan tidak bisa berkata apa-apa lagi, di peluknya aku dan mengangis di bahu Valen, aku bahagia bisa bertemu dengan Valen lagi, dan sekarang saat ini telah menjadi pasangan ku, air mata bahagia ku terjatuh.

“sudahlah, aku sangat senang bisa melihatmu lagi Valen. Valen ku yang dulu”
“terima kasih Shen, aku minta maaf untuk semua ini, aku senang saat ini berada bersama Sheny kecilku yang dulu”

DAN TERNYATA DIA, adalah kekasihku sahabatku, bagaimanapun juga aku tidak bisa menolak dan memungkiri semua hal ini, aku menerima keadaan ini dengan ikhlas,detik itu juga Valen memakaikan cincin di jari manisku, dan akhirnya kamipun sangat bahagia, kami kembali ke negara kami INDONESIA, kembali bersama orang tua kami, Valen meminta maaf atas kelakuannya yang dahulu kabr dari rumah, dan orang tuanya juga meminta maaf dengan Valen, lalu, Valen mengatakan ke orang tuanya bahwa dia mencintaiku, orang tua Valen menyetujuinya, lalu kami semua berkumpul, dari keluarga besar ku dan keluarga besar Valen, merayakan pesta pernikahan kami, tiba-tiba hadiah terhebat yang aku lihat adalah munculnya sahabat-sahabat ku yang dulu, sekarang mereka membawa anak dan pasangannya,

“wheehehehehehe, akhirnya jadi juga lu, dari sahabat jadi cinta, tapi gak apa-apa deh, yang penting asik, hahahahaha”
“yoi mamen, ini anak lu?, udah besar juga yah”
“haha, iya dong, nyusul yah ?”

Kami semua tertawa bahagia, mereka hadiah terhebat ku, tak akan ku lupakan, bahagia bersama sahabat, kami foto bersama, dan aku pajang foto itu, akan ku perbesar agar semua orang tahu bahwa aku memiliki sahabat yang sangat menyayangi kami semua, yaitu kalian semua, berawal dari berteman, menjadi sahabat, kemudia menjadi cinta, lalu menyatakan permohonan pernikaha, and the last menuju pelaminan .

“aku mencintaimu Shen”
“aku juga mencintaimu Valen”

THE END

Created_Ilham Syaiful Rahman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar